Jumat, 27 Juni 2014

YOU BELONG TO US [Part 2]




Author : 

007

Cast :

Byun Baekhyun (Baekhyun)

Oh Sehun (Sehun)

Kim Jongin (Kai)

Park Chanyeol (Chanyeol)

Other Cast

Genre :

Yaoi/Boys Love,Kekerasan,Psycho,Cannibalism.

Length :

Chapter

Rate :

M


"One for all.
And all for one.
If we can't have you. Then let us to do something else for you"



---






[Author POV]


Chanyeol melangkahkah kaki nya pelan. Matanya tak pernah lepas memandang Baekhyun ataupun Sehun. 

Sehun merasakan aura panas disekeliling nya. Dia tau,dan dia merasakan nya.

Apa mereka benar-benar marah? Maksud ku,aku tau mereka marah. Hanya saja...aku merasakan aura pembunuh diruangan ini. Pikirnya.

Langkah Chanyeol terhenti,hanya berjarak beberapa centimeter dari ranjang. Mata nya yang semula bergantian menatap Baekhyun dan Sehun,berubah hanya menatap dalam pada namja yang tengah meringkuk disisi kanan ranjang. Tatapan nya yang tajam seakan menelanjangi tubuh Baekhyun yang memang sudah telanjang. Mengamati nya dari ujung kaki sampai ujung rambut. Mata itu sangat tajam seolah menelanjangi kulit tubuh nya yang mungil. Baekhyun menelan ludah nya dengan susah payah. Dia menunduk,tak berani menatap mata namja didepan nya. Namun mata nya awas,mengamati tangan dan kaki Chanyeol dengan gugup. Takut-takut kalau sang 'majikan' dihadapan nya akan melakukan sesuatu yang tak terduga. Yang tak ia inginkan lebih tepatnya.

Chanyeol perlahan menundukkan tubuh nya. Memposisikan wajah nya tepat didepan wajah Baekhyun.
Chanyeol dapat merasakan tubuh Baekhyun yang bergetar perlahan. Chanyeol terhenyak,apa dia terlalu menakuti namja didepan nya? Bahkan menyentuh nya saja belum. Tapi mengapa namja didepan nya sudah ketakutan?

"Apa Sehun menyakiti mu?",Chanyeol menatap Baekhyun. Nyaris tanpa ekspresi.

Baekhyun menunduk,rasa bersalah semakin menyelimuti hati nya. Namun,untuk apa dia merasa bersalah? Dia menggelengkan kepala nya pelan.

Kai masih nyaman dengan posisi nya. Bersandar pada meja kayu dibelakang nya,melipat tangan didada dan menyilangkan kedua kaki dengan santai. Namun,tatapan nya terasa dingin.

"Pakai baju kalian.",suara Chanyeol terdengar agak bergetar karena menahan amarah.

"Dan kau Sehun.",Kai menatap namja jangkung yang juga sedang menatap nya. "Temui kami digudang bawah. Kami  ingin bicara dengan mu.",lanjutnya.



---


"Kita sudah sepakat untuk tidak menyentuh nya sendirian. Kau tau itukan Sehun?",Kai mendudukan tubuh nya diatas meja. Ruangan yang mereka sebut sebagai gudang sebenarnya tidak tampak seperti gudang. Ruangan ini bersih dan rapi. Hanya saja dipenuhi oleh barang-barang sehingga  mereka menyebut nya sebagai gudang.

"Maaf,aku tak bisa menahan nya.",Sehun bicara. Nada nya terdengar tertahan.

"Kau seringkali bertindak ceroboh dan kekanak-kanakan."

"Ayolah. Jika kalian dalam posisi yang sama dengan ku,hanya berada dirumah bersama namja itu,kalian juga tidak akan bisa menahan nya kan?",Sehun membela dirinya.

Kai dan Chanyeol terdiam. Berpikir sejenak. Ada benarnya yang dikatakan Sehun. Mereka berdua juga pasti akan melakukan hal yang sama dengan nya.

Chanyeol menatap langit-langit ruangan,dia mengigit jari telunjuk nya pelan. Entah sadar atau tidak.

"Hentikan kebiasaan buruk mu.",Kai menarik telunjuk Chanyeol yang berada dalam mulutnya. Membuat namja disebelah nya tersadar dari lamunan.

"Jadi,bagaimana menurut mu?",Kai menoleh kesamping. Mengharapkan jawaban dari Chanyeol.

"Yah..",Chanyeol mengangkat kedua bahu nya. "Hapus saja kesepakatan itu."

Kai menatap nya ragu. Namun akhirnya dia harus mengakui bahwa apa yang dikatakan Chanyeol benar. Yah,setidaknya tidak menimbulkan kerugian apapun untuk mereka.

"Baiklah,kita hapus kesepakatan itu."


---


Baekhyun menghentikan taksi nya ketika sampai pada taman dibelakang gereja tua. Di tangan nya tergenggam tas kertas berwarna cokelat. Entah apa isinya.

Dia tersenyum tipis ketika melihat yeoja bertubuh mungil sedang duduk diatas bangku taman,tangan nya masih asyik menulis sesuatu dalam buku kecil yang dipegang nya. Sepertinya dia belum menyadari kehadiran Baekhyun disana.

"Noona...."

Yeoja itu mengangkat wajah nya ketika mendengar suara yang sangat ia kenali memanggil nya. Dan benar saja,namja itu kini berada didepan nya. Dia tersenyum manis.

Baekhyun mendudukan tubuh nya disebelah yeoja itu. Melingkarkan tangan pada bahu nya,mengelus lembut rambut panjang nya.

"Sampai kapan kita harus menutupi hubungan kita Baekhyun?"

Baekhyun menatap kebawah,tatapan nya sangat lembut dan mampu menenangkan hati sang yeoja yang sedang gelisah. Perlahan tangan nya mengelus bibir sang yeoja. "Bersabarlah.",ucapnya. Mungkin  hanya itu kata-kata yang mampu dikeluarkan nya. Dia memang tak tau jawaban apa yang seharusnya dia katakan.

"Hm,baiklah.",yeoja disamping nya tersenyum. Tubuh nya bergelayut manja pada tubuh Baekhyun. Merasakan hangat tubuh namja mungil yang sama mungil nya dengan dia.

"Oh ya,aku sudah membelikan nya untuk mu.",Baekhyun membuka tas kertas yang ada disamping nya.

Yeoja itu mengamati nya,matanya berbinar. Sebuah senyum simpul sudah cukup menjelaskan bahwa dia sangat bahagia kali ini.

"Apa noona senang memiliki nya?"

Yeoja itu mengangguk. "Harga nya mahal?"

"Tidak masalah,itu memudahkan kita untuk berkomunikasi."

"Darimana kau mendapatkan nya?"

"Merampok bank."

Yeoja itu terkekeh,mencubit perut rata Baekhyun pelan. Namja itu tertawa pelan,berpura-pura kesakitan. Tentu saja Baekhyun tidak serius soal ucapan nya yang tadi.



---



Kim Yong Hwa melangkahkan kaki nya pada rumah tua bergaya klasik didepan nya. Mata nya berdecak kagum memandangi isinya. Tentu saja,sebab rumah itu dipenuhi oleh barang-barang mewah.

Chanyeol yang sedang duduk santai di soffa sambil membaca majalah,tersentak kaget ketikah melihat ada seorang yeoja berpakaian minim masuk kedalam rumah nya.

"Mwo?! Si-siapa kau?",Chanyeol berdiri dari tempat duduknya,mata nya terbuka lebar dan tangan nya menunjuk-nunjuk yeoja didepan nya. Ya,Chanyeol memang tidak dapat mengontrol dirinya bila sedang terkejut.

Yeoja didepan nya sama terkejut nya dengan Chanyeol. Mulutnya setengah terbuka dan eyeshadow berwarna cokelat gelap pada matanya tampak membuat dia terlihat seperti panda yang ketakutan kali ini.

Chanyeol tidak bisa berpikir jernih. Tentu saja tidak. Sebab dirumahnya kini terdapat yeoja yang menurutnya lumayan cantik dengan jeans pendek dan jaket kulit ketat dihadapan nya. Bukan,bukan karena Chanyeol tertarik kepada nya. Hanya saja,bagaimana seseorang bisa masuk kerumahnya padahal Chanyeol sudah mengunci pintu nya beberapa saat yang lalu?

Namun semua kekhawatiran nya terjawab ketika melihat Sehun ada dibelakang yeoja itu. Dia tertawa keras melihat Chanyeol yang tampak terkejut.

"Calm down brother,dia hanya teman ku."

"Te-teman?!",Chanyeol tergagap.

"Ne,wae? Seperti belum pernah melihat perempuan saja.",jawab Sehun seenaknya.

Bagaimana Chanyeol tidak terkejut menyadari bahwa Sehun yang masih berusia muda itu berteman dengan seorang wanita yang usia nya mungkin berbeda 10 tahun dengan nya.

"Yong Hwa...kenalkan,dia adalah kakak ku.",Sehun tersenyum dan mendorong punggung Yong Hwa lembut ke arah Chanyeol.

Chanyeol menepuk jidat nya pelan sebelum akhirnya tertawa. "Maaf aku mengejutkan mu tadi,aku tidak tau kalau kau datang bersama Sehun. Aku Park Chanyeol",dia membungkukkan badan dan mengulurkan tangan nya.

Yong Hwa tertawa malu-malu,lalu tersenyum. "Gwenchana,aku Kim Yong Hwa. Panggil saja Yong Hwa."

"Oh,Kai! Kau kah itu?",Yong Hwa berseru ketika melihat seorang namja berkaos putih dan bercelana pendek menurui tangga. Rambut nya yang acak-acakan menandakan bahwa dia baru bangun tidur.

"Eh? Yong Hwa?",Kai terkejut. Pura-pura terkejut lebih tepatnya.

"Apa yang kau lakukan disini?"

"Seharusnya aku yang bertanya,apa yang sedang kau lakukan disini?",Kai terkekeh.

"Sehun mengundang ku kerumah nya.",dia tersenyum. "Apa yang kau lakukan disini?",lanjutnya.

Kai menganggukan kepalanya. "Haruskah aku menjawab pertanyaan mu? Apakah aneh jika aku berada dirumah ku sendiri?"

"E-eh? Ru-rumah?!?!"

"Yong Hwa...",Sehun berkata lembut. "Kai juga kakak ku.",lanjutnya.

Yong Hwa tak habis pikir dengan apa yang ia lihat dihadapan nya. Kai dan Sehun,dua namja yang seminggu yang lalu dikenalnya melalui club malam. Dia tak menyangka bahwa mereka adalah kakak adik. Yang lebih mengejutkan nya lagi. Mereka bertiga bersaudara. Dengan Chanyeol tentunya. Dia bersumpah bahwa mereka adalah tiga bersaudara paling sempurna yang pernah dilihatnya.

Chanyeol mendekatkan dirinya ke arah Kai,berbisik pelan. 

"Apa-apaan ini?!"

"Diamlah Chanyeol,ikuti saja dan kau akan menikmati permainan kita sebentar lagi."

Chanyeol mencekik leher Kai pelan. "Apa maksud mu? Mengapa tiba-tiba ada wanita dewasa dirumah kita? Dan mengapa hanya kalian berdua yang mengenalnya?"

"Salah mu sendiri tak pernah mau ikut dengan kami. Aku dan Sehun mengenalnya di club. Dia mengajak kami melakukan one night stand. Hm...tentu saja aku menolaknya dan beralasan harus segera pulang."

"Lalu? Apa maksud Sehun mengundang nya?"

"Kau lupa ya? Tentang rencana kita yang semalam."

Chanyeol tersentak. Seringaian terbentuk dibibirnya. "Aku ingat."

"Hm,bagaimana kalau kita mulai sekarang?",ujar Sehun yang mencairkan suasana.

"Ah ya,kau pernah bilang ingin berkunjung kerumah kami karena ingin mencoba rum milik kami kan? Bukan begitu Yong Hwa?",Kai tersenyum.

"Ne,kalian pernah bilang padaku bahwa kalian memiliki nya. Aku tak sabar ingin segera mencicipi nya. Sebab,itu adalah barang yang sangat langka di Korea."

"Ya,kami memiliki rum dengan kualitas terbaik.",Chanyeol menganggukan kepalanya.

"Kalau begitu,ikut kami ke gudang."

"Gudang?",Yong Hwa tertawa. "Aku tau rum memang disimpan digudang,tapi haruskah kita menikmatinya disana?"

Kai berdehem pelan. Yeoja memang banyak bicara. Banyak bertanya. Selalu menuntut ini itu. Mengapa mereka tak diam saja dan menikmatinya?

"Tidak,tidak seperti yang kau bayangkan. Gudang yang kami maksud adalah ruang bawah tanah.",ujar Sehun.

Yong Hwa mengigit bibir nya & tersenyum. "Baiklah,bawa aku kesana.",dia bergelayut manja pada lengan besar Chanyeol yang ada disebelahnya.

Ketiga namja disekeliling nya tersenyum. Yong Hwa yang malang. Dia tidak tau bahwa kini bahaya sedang mengincarnya.



---


Kai mengetuk ngetukan drum-drum berisi rum. Matanya tak pernah lepas memandangi tubuh yeoja yang ada didepan nya.

Sehun mengunci pintu,dan memasukan kuncinya kedalam kantung jaketnya.

"Untuk apa peralatan-peralatan yang terbuat dari besi ini?",Yong Hwa mengamati ruangan yang mereka sebut sebagai gudang.

Pandangan nya terhenti pada sebuah lemari kaca yang berisi bermacam-macam senapan. Dia membuka pintu kaca nya,mencoba menyentuh benda-benda besar didalam nya yang membuatnya penasaran.

"Jangan disentuh.",suara berat Chanyeol menganggetkan nya.

"Ah,maaf."

"Bagaimana Kai? Kita mulai saja permainan nya?",Chanyeol menoleh kearah Kai.

Kai tersenyum sebelum akhirnya mengangguk.

Dengan cepat,Sehun mendekap tubuh Yong Hwa dengan erat,sangat erat dan cepat hingga tubuh Yong Hwa terangkat beberapa centimeter dari lantai. Membuat yeoja itu memekik dengan keras.

"A-apa yang kau lakukan Sehun?! Turunkan aku!."

"Tutup mulutnya dengan tangan mu. Kepala ku pusing mendengar suara berisik nya sejak tadi.",ujar Kai.

Sehun menutup mulut Yong Hwa dengan telapak tangan nya. Gadis itu berontak,mencoba melepaskan dirinya dari Sehun.

"Ikat tangan nya Kai.",kata Chanyeol.

Kai mengambil tali tambang keras yang tergeletak dilantai. Dia mengambil tubuh Yong Hwa dari tubuh Sehun,meletakkan nya disudut ruangan. Mengikat tali tambang pada tangan dan kaki nya,lalu menempelkan selotip hitam besar dan tebal pada mulutnya agar ia tak bisa bicara.

Chanyeol mendekatkan tubuhnya pada tubuh Yong Hwa. Memejamkan matanya,menghirup dalam-dalam aroma dari tubuh Yong Hwa. Lalu menjilati pipi kiri yeoja itu.

Yong Hwa turut memejamkan matanya. Aroma maskulin dari tubuh Chanyeol mampu meluluhkan syaraf tubuhnya. Dia berpikir sejenak. Kalau mereka ingin memperkosa ku,seharusnya tak perlu sampai mengikatku seperti ini. Tanpa mereka minta pun,aku bersedia melakukan seks dengan mereka.

"Sudah lama aku menantikan saat-saat seperti ini. Kau juga kan Sehun?",Kai menoleh kesamping.

"Ya. Dan sekarang saatnya.",Sehun tersenyum.

Chanyeol meraih wajah yeoja didepan nya. "Siapa nama mu tadi? Ah...Yong Hwa ya? Yong Hwa noona...",Chanyeol terkekeh.

"Ah ne,kita lupa untuk memanggilnya noona.",Kai tersenyum.

"Noona,saat ini kami ingin bermain-main sebentar dengan mu. Tidak apa-apa kan?",Sehun tersenyum,memamerkan eye smile nya.

"Tapi jangan khawatir noona,kami tidak akan memperkosa mu. Kami tidak tertarik dengan perempuan.",lanjutnya. Disertai anggukan kepala Kai dan Chanyeol.

Yong Hwa tersentak. Mereka tidak akan memperkosa nya? Lalu apa yang akan mereka lakukan?

Chanyeol mengelus kepala Yong Hwa lembut. "Kau tau noona? Kami sangat menyukai tubuh perempuan. Rasanya sangat lembut dan manis."

Kata-kata Chanyeol semakin membuatnya merinding.

"Kita mulai dari mana?",tanya Kai tersenyum.

"Perutnya saja. Aku tak suka isi perutnya. Rasanya tak enak.",ujar Sehun bergidik.

"Bagimana dengan wajah nya? Aku juga tak suka mengunyah wajah nya. Menjijikkan",ujar Chanyeol.

"Ah kau benar!",Sehun berseru kegirangan seraya menepuk punggung Chanyeol.

Entah mengapa,disaat-saat seperti ini. Sifat kekanak-kanakan mereka muncul. Mereka yang selalu serius dan tampak dingin seperti biasanya,berubah menjadi ceria dan lebih kekanak-kanakan. Hanya disaat seperti ini. Entahlah,hanya mereka yang mengetahuinya.

"Lihat apa yang kutemukan dari kotak sebelah sana.",seru Kai sambil tersenyum. Di tangan nya kini ada sebuah sikat gigi yang tak terpakai.

"Kau boleh memulainya sekarang.",Sehun tersenyum,mengelus surai Kai dengan halus.

Dengan perlahan. Kai mendekati Yong Hwa yang tampak gemetaran. Tangan Kai menarik paksa wajah nya keatas,membuka paksa dan melebarkan mata sebelah kiri yeoja itu. Dia menyikat bola mata Yong Hwa dengan sikat gigi,secara perlahan-lahan. Gadis itu berontak,mencoba berteriak akibat rasa sakit pada matanya. Namun teriakan itu tak terdengar karena mulutnya terhalang oleh selotip. Yang terdengar hanya gumaman kecil.

Kai terlihat bahagia,wajah nya cerah seperti seorang anak kecil yang sedang memliki mainan baru. Dia semakin semangat menyikat mata Yong Hwa tatkala dia melihat Yong Hwa yang berontak. Dia menyikatnya dengan cepat dan kasar. Hingga bulu-bulu sikat gigi yang semula berwarna putih,kini berwarna kemerahan.

Yong Hwa tampak mengedip-ngedipkan mata sebelah kiri nya yang berdarah,dia menangis. Dan itu semakin membuat perih matanya yang berdarah.

"Hei! Kenapa disini ada tikus?!!",Chanyeol berteriak seraya meloncat kaget ketika melihat ada tikus kecil yang berlari dibawah kakinya.

"Apa?!! Dimana ada tikus?",Kai tersentak kaget dari kegiatan nya. Wajah nya seketika panik dan pucat mendengar kata 'tikus'. Ya,mereka memang takut dengan hewan pengerat itu.

Sejenak mereka melupakan yeoja yang tengah kesakitan didepan nya.

"Sepertinya mereka membuat sarang diruangan ini.",kata Sehun sambil bergidik ngeri.

"Ayo kita cari."

Mereka mengelilingi sudut ruangan. Membuka dan menggeser kardus-kardus yang ada disana.

"Hey,aku menemukan nya.",ujar Kai. "Bahkan dengan seluruh keluarga nya.",Kai menunjukkan pandangan jijiknya ketika melihat tikus-tikus kecil lengkap dengan bayi-bayi nya yang berwarna kemerahan.

Sehun mengambil sarung tangan plastik berwarna putih dan memakainya. "Aku akan mengambil bayi nya." Dia mengambil satu bayi tikus yang tampak menggeliat pelan ketika tangan Sehun mengambilnya.

Kai dan Chanyeol  hanya menatap nya tak percaya. Mereka tak menyangka bahwa Sehun akan seberani itu,menyentuh hewan pengerat yang sudah menjadi musuh bebuyutan ketiga nya sejak mereka masih kecil.

"Noona...lihat ini.",Sehun tertawa pelan seraya menggoyangkan tangan nya yang sedang memegang bayi tikus. Yong Hwa bergidik ngeri,memelototkan matanya. Dia semakin takut dengan apa yang akan Sehun perbuat selanjutnya.

Chanyeol yang seolah mengerti dengan apa yang akan Sehun perbuat selanjutnya,mendekatkan dirinya pada Yong Hwa. Mencabut selotip yang merekat pada bibir nya. Yeoja itu berteriak keras ketika selotip nya terbuka.

"Huh? Kau mencoba mencari pertolongan? Teriaklah sesukamu. Tak akan ada yang bisa mendengar.",Kai tertawa mengerikan.

Chanyeol membuka paksa mulut gadis itu,membuka nya lebar-lebar. "Cepat Sehunnie.",ujarnya.

Sehun tersenyum dan memposisikan tangan nya yang sedang memegang bayi tikus tersebut tepat diatas mulut Yong Hwa yang sedang terbuka. Dia menjatuhkan bayi tikus tersebut. 

Namun,meleset.

Bayi tikus tersebut tidak jatuh kedalam mulut Yong Hwa,melainkan jatuh diatas perut gadis itu. Sehun mendengus kesal. Mempoutkan bibir nya. Lalu,dia mengambil bayi tikus itu lagi.

"Aku datang noona...ayo buka mulut mu lebar-lebar. Aaaaa~",Sehun berbicara dengan nada ceria,dia turut membuka mulutnya seakan sedang menyuapi seorang anak kecil. Lalu,dia menjatuhkan bayi tikus tersebut kedalam mulut Yong Hwa. Dan kali ini tidak meleset. Jatuh tepat kedalam mulutnya.

Yong Hwa sangat terkejut namun tak berani menggerakkan mulutnya. Sedikit gerakan saja ia bisa membuat bayi tikus tersebut jatuh kedalam tenggorokkan nya. Ingin rasanya dia memuntahkan nya,namun tangan kuat seorang Park Chanyeol kini tengah memaksa nya untuk terus membuka mulutnya.

Sehun dan Chanyeol dapat melihat dengan jelas,bayi tikus yang menggeliat-geliat diatas lidah Yong Hwa. Dia bergidik jijik. "Rasanya pasti menjijikkan.",ujar Sehun.

"Telan dia noona..ayolah.",kata Chanyeol sambil tersenyum. Kai terlihat tak sabar,dia datang mendekat. Tangan nya menggoyang-goyangkan kedua pipi Yong Hwa dan itu membuat bayi tikus dalam mulutnya masuk kedalam tenggorokkan nya yang licin. Yong Hwa berteriak dengan keras ketika merasakan gumpalan daging yang bergerak-gerak dalam tenggorokkan nya. Dia menangis dengan keras.

"Oh kau tersedak ya? Bayi itu masih ada didalam tenggorokkan mu? Kasihan sekali.",Chanyeol tertawa.
Dia mengambil kotak didalam lemari. Lalu membuka isinya. Sebuah kotak crayon. Dia mengambil satu yang berwarna merah. Warna kesukaan nya.

"Ayo noona. Makan ini.",Chanyeol memasukan crayon secara paksa kedalam mulutnya. Dan berhasil,entah karena Yong Hwa memang sengaja menelan nya atau tidak. Yang jelas,dia kini hanya terduduk lemah. Bagaimana tidak lemah jika dia mengetahui ada seekor binatang dalam kerongkongan nya?

"Aku menemukan ini.",Kai memberikan sekotak lipstick pada Sehun. Membuat namja jangkung dan kurus itu meledakkan tawanya. "Milik siapa ini?"

"Entahlah. Siapa lagi kalau bukan Baekhyun?",jawab Kai sambil mengangkat bahu nya.

Mereka mengambil lipstick itu,masing-masing memegang satu buah. Tangan mereka perlahan mencorat-coret wajah Yong Hwa dengan lipstick. Disertai tawa mereka yang terdengar keras dan mengerikan.

"Noona kau terlihat semakin cantik."

"Oh lihat Kai! Aku bahkan bisa menggambar bintang pada wajahnya."

"Kau menyukai warna pink kan?"

Kai melemparkan lipstick nya kelantai. Dia beranjak menuju laci disamping kiri ruangan. Membuka nya,mencari-cari sesuatu hingga akhirnya dia mendapatkan nya. Cutter,pensil dan rautan pensil.

Dia menarik lengan Yong Hwa,menggoreskan cutter tersebut dengan sangat dalam pada pergelangan tangan tempat urat nadi nya berada. Yong Hwa menjerit tertahan. Karena rasa sakit di tangan dan tenggorokkan nya. Darah kental mengalir perlahan. Sehun mengambil pensil dan rautan nya dari tangan Kai. Dia meraut pensil tersebut diatas luka Yong Hwa yang terbuka. Sehingga serpihan-serpihan pensil tersebut masuk kedalam pergelangan tangan nya. Belum sempat Yong Hwa memekik keras,Chanyeol mengambil pensil yang sudah tajam tersebut dari tangan Sehun. Dan dengan cepat,dia menusukkan pensil tersebut pada mata sebelah kanan gadis itu. Menusuk nya dengan sangat dalam. Hingga Chanyeol tak perlu mencabut nya lagi dari mata Yong Hwa,sebab pensil tersebut sudah menancap dalam pada matanya.

Chanyeol lalu mengambil pensil lain,meraut nya setajam mungkin. Lalu menusukkan nya kedalam telinga kanan Yong Hwa. Menusuk-nusuk nya dengan kasar. Gendang telinga gadis itu mungkin sudah pecah karena nya. Sebab,ada darah yang mengalir keluar dari telinganya.

Kai meninju wajah Yong Hwa berkali-kali,hingga hidung dan sudut bibir nya mengeluarkan darah. Gadis itu sepertinya mulai tak sadarkan diri. Pendengaran nya tak berfungsi dengan normal,dan pandangan nya pun perlahan-lahan kabur.

Sehun mengambil gunting. Seperti nya bukan gunting biasa,sebab ukurannya lumayan besar. Gunting rumput sepertinya.

Dia membuka paksa mulut Yong Hwa,menarik lidah nya lalu menggunting nya. Gumpalan daging tak bertulang itu jatuh ke lantai. Sehun meraihnya,memasukan  nya kedalam mulut gadis itu.

"Telan lah. Ku kira kau akan suka menelan daging mu sendiri."

Kai mengambil pensil dari tangan Chanyeol. Dia membuka jaket kulit yang menutupi tubuh Yong Hwa. Matanya terbelalak ketika melihat payudara Yong Hwa yang langsung terekspos didepan matanya.

"Perempuan macam apa yang berkunjung kerumah laki-laki tanpa menggunakan bra?",Kai terkekeh.

Dia menusukkan pensil tersebut kedalam pusar nya. Dalam,sangat dalam. Hingga gadis yang setengah sadar itu memekikkan jeritan nya. Kai memutar-mutar pensil nya,menusuk-nusuk nya hingga darah keluar dari pusar gadis itu. Lalu dia menusuk-nusukkan pensil nya pada bagian perut nya yang lain. Hingga perutnya dipenuhi oleh darah dan lubang-lubang kecil.

"Ayo,kita akhiri saja permainan ini.",Chanyeol menusukkan gunting besar kedalam leher Yong Hwa. Menusuk sangat dalam,hingga menembus leher nya. Yeoja itu sudah tidak bergerak lagi.

"Apa yang bisa kita ambil dari sini?",tanya Sehun.

"Kurasa kaki nya besar. Cukup untuk kita berempat malam ini.",Kai tersenyum.




---



Baekhyun mencuci daging dengan hati-hati. Dia bingung kenapa Kai dan Chanyeol menyuruh nya memasak daging yang sudah terpotong kecil-kecil. Entahlah,tugasnya hanya memasak untuk mereka berempat. Ya,selama ini Baekhyun lah yang memasak untuk mereka. Sebab,hanya dia yang mampu melakukan nya.

"Bagimana? Apa rasanya enak?",tanya Sehun.

"Ya. Daging nya terasa lembut. Rasanya juga enak sekali.",kata Bekhyun. Mulutnya penuh dengan sup daging.

Kai tersenyum. "Kalau begitu,makanlah yang banyak.",dia mengelus kepala Baekhyun.

"Ya,aku tak ingin tubuh mu kurus menyeramkan seperti dulu.",Chanyeol tertawa.



---


"K? Siapa K? Aku?",Kai mengelus pelan gelang batu berwarna cokelat yang ditengah nya terdapat kotak kecil bertuliskan huruf K.

Baekhyun tersentak kaget ketika melihat Kai ada didalam kamarnya. Yang lebih membuatnya terkejut,Kai tengah memegang benda berharga nya.Yang sangat rahasia tentunya.

"K-Kai?"

"Hm,hyung? Milik siapa ini? Seingatku kami tidak pernah membelikan mu gelang seperti ini.",Kai masih mengamati benda ditangan nya.

"I-itu..",Baekhyun kesulitan menjawab. Dia ketakutan.

"Siapa K itu? Apa itu nama ku?"

Baekhyun menggeleng cepat. "Tidak,itu bukan dirimu.",dia benar-benar jujur saat ini.

"Lalu siapa K ini dan darimana kau mendapatkan nya?!",Kai membentaknya.

Karena terkejut dan takut kemungkinan-kemungkan yang akan terjadi,Baekhyun menarik gelang dari genggaman Kai dan berlari keluar kamar.

"Hey tunggu!"

Baekhyun tak peduli dan terus berlari menuruni tangga,dia hampir menabrak Chanyeol yang membawa gelas berisi teh hangat di tangga.

Dia berlari dan tanpa sadar sudah berada dibagian belakang rumah. Matanya tertuju pada lubang berbentuk persegi panjang,terdapat tangga menuju kebawah. Dia tau itu ruang bawah tanah. Namun dia tak pernah masuk kedalam sebab Chanyeol,Kai dan Sehun memang tak mengizinkan nya.

Dia tak peduli,kaki nya terlangkah menuruni tangga ruang bawah tanah hingga kini dia telah sampai didepan sebuah pintu ruangan.

Tunggu.

Baekhyun mencium bau sesuatu disini.

Darah.

Bau darah yang sangat amis dan pekat tercium dari dalam ruangan ini.

Dada Baekhyun berdebar-debar. Dia tau,dia tak boleh membuka ruangan ini. Namun rasa penasaran nya mengalahkan segalanya.

Dibuka nya kenop pintu dengan perlahan.

Belum sempat pintu terbuka,Baekhyun mengehentikan kegiatan nya membuka kenop pintu ketika dirasanya tangan seseorang tengah menyentuh punggung nya.

Baekhyun tersentak. Tangan itu terasa sangat dingin menyentuh nya.

Dia membalikkan tubuh nya dengan gugup dan tubuh yang gemetaran.

Lalu....



To be continued.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar