Jumat, 27 Juni 2014

YOU BELONG TO US [Part 2]




Author : 

007

Cast :

Byun Baekhyun (Baekhyun)

Oh Sehun (Sehun)

Kim Jongin (Kai)

Park Chanyeol (Chanyeol)

Other Cast

Genre :

Yaoi/Boys Love,Kekerasan,Psycho,Cannibalism.

Length :

Chapter

Rate :

M


"One for all.
And all for one.
If we can't have you. Then let us to do something else for you"



---






[Author POV]


Chanyeol melangkahkah kaki nya pelan. Matanya tak pernah lepas memandang Baekhyun ataupun Sehun. 

Sehun merasakan aura panas disekeliling nya. Dia tau,dan dia merasakan nya.

Apa mereka benar-benar marah? Maksud ku,aku tau mereka marah. Hanya saja...aku merasakan aura pembunuh diruangan ini. Pikirnya.

Langkah Chanyeol terhenti,hanya berjarak beberapa centimeter dari ranjang. Mata nya yang semula bergantian menatap Baekhyun dan Sehun,berubah hanya menatap dalam pada namja yang tengah meringkuk disisi kanan ranjang. Tatapan nya yang tajam seakan menelanjangi tubuh Baekhyun yang memang sudah telanjang. Mengamati nya dari ujung kaki sampai ujung rambut. Mata itu sangat tajam seolah menelanjangi kulit tubuh nya yang mungil. Baekhyun menelan ludah nya dengan susah payah. Dia menunduk,tak berani menatap mata namja didepan nya. Namun mata nya awas,mengamati tangan dan kaki Chanyeol dengan gugup. Takut-takut kalau sang 'majikan' dihadapan nya akan melakukan sesuatu yang tak terduga. Yang tak ia inginkan lebih tepatnya.

Chanyeol perlahan menundukkan tubuh nya. Memposisikan wajah nya tepat didepan wajah Baekhyun.
Chanyeol dapat merasakan tubuh Baekhyun yang bergetar perlahan. Chanyeol terhenyak,apa dia terlalu menakuti namja didepan nya? Bahkan menyentuh nya saja belum. Tapi mengapa namja didepan nya sudah ketakutan?

"Apa Sehun menyakiti mu?",Chanyeol menatap Baekhyun. Nyaris tanpa ekspresi.

Baekhyun menunduk,rasa bersalah semakin menyelimuti hati nya. Namun,untuk apa dia merasa bersalah? Dia menggelengkan kepala nya pelan.

Kai masih nyaman dengan posisi nya. Bersandar pada meja kayu dibelakang nya,melipat tangan didada dan menyilangkan kedua kaki dengan santai. Namun,tatapan nya terasa dingin.

"Pakai baju kalian.",suara Chanyeol terdengar agak bergetar karena menahan amarah.

"Dan kau Sehun.",Kai menatap namja jangkung yang juga sedang menatap nya. "Temui kami digudang bawah. Kami  ingin bicara dengan mu.",lanjutnya.



---


"Kita sudah sepakat untuk tidak menyentuh nya sendirian. Kau tau itukan Sehun?",Kai mendudukan tubuh nya diatas meja. Ruangan yang mereka sebut sebagai gudang sebenarnya tidak tampak seperti gudang. Ruangan ini bersih dan rapi. Hanya saja dipenuhi oleh barang-barang sehingga  mereka menyebut nya sebagai gudang.

"Maaf,aku tak bisa menahan nya.",Sehun bicara. Nada nya terdengar tertahan.

"Kau seringkali bertindak ceroboh dan kekanak-kanakan."

"Ayolah. Jika kalian dalam posisi yang sama dengan ku,hanya berada dirumah bersama namja itu,kalian juga tidak akan bisa menahan nya kan?",Sehun membela dirinya.

Kai dan Chanyeol terdiam. Berpikir sejenak. Ada benarnya yang dikatakan Sehun. Mereka berdua juga pasti akan melakukan hal yang sama dengan nya.

Chanyeol menatap langit-langit ruangan,dia mengigit jari telunjuk nya pelan. Entah sadar atau tidak.

"Hentikan kebiasaan buruk mu.",Kai menarik telunjuk Chanyeol yang berada dalam mulutnya. Membuat namja disebelah nya tersadar dari lamunan.

"Jadi,bagaimana menurut mu?",Kai menoleh kesamping. Mengharapkan jawaban dari Chanyeol.

"Yah..",Chanyeol mengangkat kedua bahu nya. "Hapus saja kesepakatan itu."

Kai menatap nya ragu. Namun akhirnya dia harus mengakui bahwa apa yang dikatakan Chanyeol benar. Yah,setidaknya tidak menimbulkan kerugian apapun untuk mereka.

"Baiklah,kita hapus kesepakatan itu."


---


Baekhyun menghentikan taksi nya ketika sampai pada taman dibelakang gereja tua. Di tangan nya tergenggam tas kertas berwarna cokelat. Entah apa isinya.

Dia tersenyum tipis ketika melihat yeoja bertubuh mungil sedang duduk diatas bangku taman,tangan nya masih asyik menulis sesuatu dalam buku kecil yang dipegang nya. Sepertinya dia belum menyadari kehadiran Baekhyun disana.

"Noona...."

Yeoja itu mengangkat wajah nya ketika mendengar suara yang sangat ia kenali memanggil nya. Dan benar saja,namja itu kini berada didepan nya. Dia tersenyum manis.

Baekhyun mendudukan tubuh nya disebelah yeoja itu. Melingkarkan tangan pada bahu nya,mengelus lembut rambut panjang nya.

"Sampai kapan kita harus menutupi hubungan kita Baekhyun?"

Baekhyun menatap kebawah,tatapan nya sangat lembut dan mampu menenangkan hati sang yeoja yang sedang gelisah. Perlahan tangan nya mengelus bibir sang yeoja. "Bersabarlah.",ucapnya. Mungkin  hanya itu kata-kata yang mampu dikeluarkan nya. Dia memang tak tau jawaban apa yang seharusnya dia katakan.

"Hm,baiklah.",yeoja disamping nya tersenyum. Tubuh nya bergelayut manja pada tubuh Baekhyun. Merasakan hangat tubuh namja mungil yang sama mungil nya dengan dia.

"Oh ya,aku sudah membelikan nya untuk mu.",Baekhyun membuka tas kertas yang ada disamping nya.

Yeoja itu mengamati nya,matanya berbinar. Sebuah senyum simpul sudah cukup menjelaskan bahwa dia sangat bahagia kali ini.

"Apa noona senang memiliki nya?"

Yeoja itu mengangguk. "Harga nya mahal?"

"Tidak masalah,itu memudahkan kita untuk berkomunikasi."

"Darimana kau mendapatkan nya?"

"Merampok bank."

Yeoja itu terkekeh,mencubit perut rata Baekhyun pelan. Namja itu tertawa pelan,berpura-pura kesakitan. Tentu saja Baekhyun tidak serius soal ucapan nya yang tadi.



---



Kim Yong Hwa melangkahkan kaki nya pada rumah tua bergaya klasik didepan nya. Mata nya berdecak kagum memandangi isinya. Tentu saja,sebab rumah itu dipenuhi oleh barang-barang mewah.

Chanyeol yang sedang duduk santai di soffa sambil membaca majalah,tersentak kaget ketikah melihat ada seorang yeoja berpakaian minim masuk kedalam rumah nya.

"Mwo?! Si-siapa kau?",Chanyeol berdiri dari tempat duduknya,mata nya terbuka lebar dan tangan nya menunjuk-nunjuk yeoja didepan nya. Ya,Chanyeol memang tidak dapat mengontrol dirinya bila sedang terkejut.

Yeoja didepan nya sama terkejut nya dengan Chanyeol. Mulutnya setengah terbuka dan eyeshadow berwarna cokelat gelap pada matanya tampak membuat dia terlihat seperti panda yang ketakutan kali ini.

Chanyeol tidak bisa berpikir jernih. Tentu saja tidak. Sebab dirumahnya kini terdapat yeoja yang menurutnya lumayan cantik dengan jeans pendek dan jaket kulit ketat dihadapan nya. Bukan,bukan karena Chanyeol tertarik kepada nya. Hanya saja,bagaimana seseorang bisa masuk kerumahnya padahal Chanyeol sudah mengunci pintu nya beberapa saat yang lalu?

Namun semua kekhawatiran nya terjawab ketika melihat Sehun ada dibelakang yeoja itu. Dia tertawa keras melihat Chanyeol yang tampak terkejut.

"Calm down brother,dia hanya teman ku."

"Te-teman?!",Chanyeol tergagap.

"Ne,wae? Seperti belum pernah melihat perempuan saja.",jawab Sehun seenaknya.

Bagaimana Chanyeol tidak terkejut menyadari bahwa Sehun yang masih berusia muda itu berteman dengan seorang wanita yang usia nya mungkin berbeda 10 tahun dengan nya.

"Yong Hwa...kenalkan,dia adalah kakak ku.",Sehun tersenyum dan mendorong punggung Yong Hwa lembut ke arah Chanyeol.

Chanyeol menepuk jidat nya pelan sebelum akhirnya tertawa. "Maaf aku mengejutkan mu tadi,aku tidak tau kalau kau datang bersama Sehun. Aku Park Chanyeol",dia membungkukkan badan dan mengulurkan tangan nya.

Yong Hwa tertawa malu-malu,lalu tersenyum. "Gwenchana,aku Kim Yong Hwa. Panggil saja Yong Hwa."

"Oh,Kai! Kau kah itu?",Yong Hwa berseru ketika melihat seorang namja berkaos putih dan bercelana pendek menurui tangga. Rambut nya yang acak-acakan menandakan bahwa dia baru bangun tidur.

"Eh? Yong Hwa?",Kai terkejut. Pura-pura terkejut lebih tepatnya.

"Apa yang kau lakukan disini?"

"Seharusnya aku yang bertanya,apa yang sedang kau lakukan disini?",Kai terkekeh.

"Sehun mengundang ku kerumah nya.",dia tersenyum. "Apa yang kau lakukan disini?",lanjutnya.

Kai menganggukan kepalanya. "Haruskah aku menjawab pertanyaan mu? Apakah aneh jika aku berada dirumah ku sendiri?"

"E-eh? Ru-rumah?!?!"

"Yong Hwa...",Sehun berkata lembut. "Kai juga kakak ku.",lanjutnya.

Yong Hwa tak habis pikir dengan apa yang ia lihat dihadapan nya. Kai dan Sehun,dua namja yang seminggu yang lalu dikenalnya melalui club malam. Dia tak menyangka bahwa mereka adalah kakak adik. Yang lebih mengejutkan nya lagi. Mereka bertiga bersaudara. Dengan Chanyeol tentunya. Dia bersumpah bahwa mereka adalah tiga bersaudara paling sempurna yang pernah dilihatnya.

Chanyeol mendekatkan dirinya ke arah Kai,berbisik pelan. 

"Apa-apaan ini?!"

"Diamlah Chanyeol,ikuti saja dan kau akan menikmati permainan kita sebentar lagi."

Chanyeol mencekik leher Kai pelan. "Apa maksud mu? Mengapa tiba-tiba ada wanita dewasa dirumah kita? Dan mengapa hanya kalian berdua yang mengenalnya?"

"Salah mu sendiri tak pernah mau ikut dengan kami. Aku dan Sehun mengenalnya di club. Dia mengajak kami melakukan one night stand. Hm...tentu saja aku menolaknya dan beralasan harus segera pulang."

"Lalu? Apa maksud Sehun mengundang nya?"

"Kau lupa ya? Tentang rencana kita yang semalam."

Chanyeol tersentak. Seringaian terbentuk dibibirnya. "Aku ingat."

"Hm,bagaimana kalau kita mulai sekarang?",ujar Sehun yang mencairkan suasana.

"Ah ya,kau pernah bilang ingin berkunjung kerumah kami karena ingin mencoba rum milik kami kan? Bukan begitu Yong Hwa?",Kai tersenyum.

"Ne,kalian pernah bilang padaku bahwa kalian memiliki nya. Aku tak sabar ingin segera mencicipi nya. Sebab,itu adalah barang yang sangat langka di Korea."

"Ya,kami memiliki rum dengan kualitas terbaik.",Chanyeol menganggukan kepalanya.

"Kalau begitu,ikut kami ke gudang."

"Gudang?",Yong Hwa tertawa. "Aku tau rum memang disimpan digudang,tapi haruskah kita menikmatinya disana?"

Kai berdehem pelan. Yeoja memang banyak bicara. Banyak bertanya. Selalu menuntut ini itu. Mengapa mereka tak diam saja dan menikmatinya?

"Tidak,tidak seperti yang kau bayangkan. Gudang yang kami maksud adalah ruang bawah tanah.",ujar Sehun.

Yong Hwa mengigit bibir nya & tersenyum. "Baiklah,bawa aku kesana.",dia bergelayut manja pada lengan besar Chanyeol yang ada disebelahnya.

Ketiga namja disekeliling nya tersenyum. Yong Hwa yang malang. Dia tidak tau bahwa kini bahaya sedang mengincarnya.



---


Kai mengetuk ngetukan drum-drum berisi rum. Matanya tak pernah lepas memandangi tubuh yeoja yang ada didepan nya.

Sehun mengunci pintu,dan memasukan kuncinya kedalam kantung jaketnya.

"Untuk apa peralatan-peralatan yang terbuat dari besi ini?",Yong Hwa mengamati ruangan yang mereka sebut sebagai gudang.

Pandangan nya terhenti pada sebuah lemari kaca yang berisi bermacam-macam senapan. Dia membuka pintu kaca nya,mencoba menyentuh benda-benda besar didalam nya yang membuatnya penasaran.

"Jangan disentuh.",suara berat Chanyeol menganggetkan nya.

"Ah,maaf."

"Bagaimana Kai? Kita mulai saja permainan nya?",Chanyeol menoleh kearah Kai.

Kai tersenyum sebelum akhirnya mengangguk.

Dengan cepat,Sehun mendekap tubuh Yong Hwa dengan erat,sangat erat dan cepat hingga tubuh Yong Hwa terangkat beberapa centimeter dari lantai. Membuat yeoja itu memekik dengan keras.

"A-apa yang kau lakukan Sehun?! Turunkan aku!."

"Tutup mulutnya dengan tangan mu. Kepala ku pusing mendengar suara berisik nya sejak tadi.",ujar Kai.

Sehun menutup mulut Yong Hwa dengan telapak tangan nya. Gadis itu berontak,mencoba melepaskan dirinya dari Sehun.

"Ikat tangan nya Kai.",kata Chanyeol.

Kai mengambil tali tambang keras yang tergeletak dilantai. Dia mengambil tubuh Yong Hwa dari tubuh Sehun,meletakkan nya disudut ruangan. Mengikat tali tambang pada tangan dan kaki nya,lalu menempelkan selotip hitam besar dan tebal pada mulutnya agar ia tak bisa bicara.

Chanyeol mendekatkan tubuhnya pada tubuh Yong Hwa. Memejamkan matanya,menghirup dalam-dalam aroma dari tubuh Yong Hwa. Lalu menjilati pipi kiri yeoja itu.

Yong Hwa turut memejamkan matanya. Aroma maskulin dari tubuh Chanyeol mampu meluluhkan syaraf tubuhnya. Dia berpikir sejenak. Kalau mereka ingin memperkosa ku,seharusnya tak perlu sampai mengikatku seperti ini. Tanpa mereka minta pun,aku bersedia melakukan seks dengan mereka.

"Sudah lama aku menantikan saat-saat seperti ini. Kau juga kan Sehun?",Kai menoleh kesamping.

"Ya. Dan sekarang saatnya.",Sehun tersenyum.

Chanyeol meraih wajah yeoja didepan nya. "Siapa nama mu tadi? Ah...Yong Hwa ya? Yong Hwa noona...",Chanyeol terkekeh.

"Ah ne,kita lupa untuk memanggilnya noona.",Kai tersenyum.

"Noona,saat ini kami ingin bermain-main sebentar dengan mu. Tidak apa-apa kan?",Sehun tersenyum,memamerkan eye smile nya.

"Tapi jangan khawatir noona,kami tidak akan memperkosa mu. Kami tidak tertarik dengan perempuan.",lanjutnya. Disertai anggukan kepala Kai dan Chanyeol.

Yong Hwa tersentak. Mereka tidak akan memperkosa nya? Lalu apa yang akan mereka lakukan?

Chanyeol mengelus kepala Yong Hwa lembut. "Kau tau noona? Kami sangat menyukai tubuh perempuan. Rasanya sangat lembut dan manis."

Kata-kata Chanyeol semakin membuatnya merinding.

"Kita mulai dari mana?",tanya Kai tersenyum.

"Perutnya saja. Aku tak suka isi perutnya. Rasanya tak enak.",ujar Sehun bergidik.

"Bagimana dengan wajah nya? Aku juga tak suka mengunyah wajah nya. Menjijikkan",ujar Chanyeol.

"Ah kau benar!",Sehun berseru kegirangan seraya menepuk punggung Chanyeol.

Entah mengapa,disaat-saat seperti ini. Sifat kekanak-kanakan mereka muncul. Mereka yang selalu serius dan tampak dingin seperti biasanya,berubah menjadi ceria dan lebih kekanak-kanakan. Hanya disaat seperti ini. Entahlah,hanya mereka yang mengetahuinya.

"Lihat apa yang kutemukan dari kotak sebelah sana.",seru Kai sambil tersenyum. Di tangan nya kini ada sebuah sikat gigi yang tak terpakai.

"Kau boleh memulainya sekarang.",Sehun tersenyum,mengelus surai Kai dengan halus.

Dengan perlahan. Kai mendekati Yong Hwa yang tampak gemetaran. Tangan Kai menarik paksa wajah nya keatas,membuka paksa dan melebarkan mata sebelah kiri yeoja itu. Dia menyikat bola mata Yong Hwa dengan sikat gigi,secara perlahan-lahan. Gadis itu berontak,mencoba berteriak akibat rasa sakit pada matanya. Namun teriakan itu tak terdengar karena mulutnya terhalang oleh selotip. Yang terdengar hanya gumaman kecil.

Kai terlihat bahagia,wajah nya cerah seperti seorang anak kecil yang sedang memliki mainan baru. Dia semakin semangat menyikat mata Yong Hwa tatkala dia melihat Yong Hwa yang berontak. Dia menyikatnya dengan cepat dan kasar. Hingga bulu-bulu sikat gigi yang semula berwarna putih,kini berwarna kemerahan.

Yong Hwa tampak mengedip-ngedipkan mata sebelah kiri nya yang berdarah,dia menangis. Dan itu semakin membuat perih matanya yang berdarah.

"Hei! Kenapa disini ada tikus?!!",Chanyeol berteriak seraya meloncat kaget ketika melihat ada tikus kecil yang berlari dibawah kakinya.

"Apa?!! Dimana ada tikus?",Kai tersentak kaget dari kegiatan nya. Wajah nya seketika panik dan pucat mendengar kata 'tikus'. Ya,mereka memang takut dengan hewan pengerat itu.

Sejenak mereka melupakan yeoja yang tengah kesakitan didepan nya.

"Sepertinya mereka membuat sarang diruangan ini.",kata Sehun sambil bergidik ngeri.

"Ayo kita cari."

Mereka mengelilingi sudut ruangan. Membuka dan menggeser kardus-kardus yang ada disana.

"Hey,aku menemukan nya.",ujar Kai. "Bahkan dengan seluruh keluarga nya.",Kai menunjukkan pandangan jijiknya ketika melihat tikus-tikus kecil lengkap dengan bayi-bayi nya yang berwarna kemerahan.

Sehun mengambil sarung tangan plastik berwarna putih dan memakainya. "Aku akan mengambil bayi nya." Dia mengambil satu bayi tikus yang tampak menggeliat pelan ketika tangan Sehun mengambilnya.

Kai dan Chanyeol  hanya menatap nya tak percaya. Mereka tak menyangka bahwa Sehun akan seberani itu,menyentuh hewan pengerat yang sudah menjadi musuh bebuyutan ketiga nya sejak mereka masih kecil.

"Noona...lihat ini.",Sehun tertawa pelan seraya menggoyangkan tangan nya yang sedang memegang bayi tikus. Yong Hwa bergidik ngeri,memelototkan matanya. Dia semakin takut dengan apa yang akan Sehun perbuat selanjutnya.

Chanyeol yang seolah mengerti dengan apa yang akan Sehun perbuat selanjutnya,mendekatkan dirinya pada Yong Hwa. Mencabut selotip yang merekat pada bibir nya. Yeoja itu berteriak keras ketika selotip nya terbuka.

"Huh? Kau mencoba mencari pertolongan? Teriaklah sesukamu. Tak akan ada yang bisa mendengar.",Kai tertawa mengerikan.

Chanyeol membuka paksa mulut gadis itu,membuka nya lebar-lebar. "Cepat Sehunnie.",ujarnya.

Sehun tersenyum dan memposisikan tangan nya yang sedang memegang bayi tikus tersebut tepat diatas mulut Yong Hwa yang sedang terbuka. Dia menjatuhkan bayi tikus tersebut. 

Namun,meleset.

Bayi tikus tersebut tidak jatuh kedalam mulut Yong Hwa,melainkan jatuh diatas perut gadis itu. Sehun mendengus kesal. Mempoutkan bibir nya. Lalu,dia mengambil bayi tikus itu lagi.

"Aku datang noona...ayo buka mulut mu lebar-lebar. Aaaaa~",Sehun berbicara dengan nada ceria,dia turut membuka mulutnya seakan sedang menyuapi seorang anak kecil. Lalu,dia menjatuhkan bayi tikus tersebut kedalam mulut Yong Hwa. Dan kali ini tidak meleset. Jatuh tepat kedalam mulutnya.

Yong Hwa sangat terkejut namun tak berani menggerakkan mulutnya. Sedikit gerakan saja ia bisa membuat bayi tikus tersebut jatuh kedalam tenggorokkan nya. Ingin rasanya dia memuntahkan nya,namun tangan kuat seorang Park Chanyeol kini tengah memaksa nya untuk terus membuka mulutnya.

Sehun dan Chanyeol dapat melihat dengan jelas,bayi tikus yang menggeliat-geliat diatas lidah Yong Hwa. Dia bergidik jijik. "Rasanya pasti menjijikkan.",ujar Sehun.

"Telan dia noona..ayolah.",kata Chanyeol sambil tersenyum. Kai terlihat tak sabar,dia datang mendekat. Tangan nya menggoyang-goyangkan kedua pipi Yong Hwa dan itu membuat bayi tikus dalam mulutnya masuk kedalam tenggorokkan nya yang licin. Yong Hwa berteriak dengan keras ketika merasakan gumpalan daging yang bergerak-gerak dalam tenggorokkan nya. Dia menangis dengan keras.

"Oh kau tersedak ya? Bayi itu masih ada didalam tenggorokkan mu? Kasihan sekali.",Chanyeol tertawa.
Dia mengambil kotak didalam lemari. Lalu membuka isinya. Sebuah kotak crayon. Dia mengambil satu yang berwarna merah. Warna kesukaan nya.

"Ayo noona. Makan ini.",Chanyeol memasukan crayon secara paksa kedalam mulutnya. Dan berhasil,entah karena Yong Hwa memang sengaja menelan nya atau tidak. Yang jelas,dia kini hanya terduduk lemah. Bagaimana tidak lemah jika dia mengetahui ada seekor binatang dalam kerongkongan nya?

"Aku menemukan ini.",Kai memberikan sekotak lipstick pada Sehun. Membuat namja jangkung dan kurus itu meledakkan tawanya. "Milik siapa ini?"

"Entahlah. Siapa lagi kalau bukan Baekhyun?",jawab Kai sambil mengangkat bahu nya.

Mereka mengambil lipstick itu,masing-masing memegang satu buah. Tangan mereka perlahan mencorat-coret wajah Yong Hwa dengan lipstick. Disertai tawa mereka yang terdengar keras dan mengerikan.

"Noona kau terlihat semakin cantik."

"Oh lihat Kai! Aku bahkan bisa menggambar bintang pada wajahnya."

"Kau menyukai warna pink kan?"

Kai melemparkan lipstick nya kelantai. Dia beranjak menuju laci disamping kiri ruangan. Membuka nya,mencari-cari sesuatu hingga akhirnya dia mendapatkan nya. Cutter,pensil dan rautan pensil.

Dia menarik lengan Yong Hwa,menggoreskan cutter tersebut dengan sangat dalam pada pergelangan tangan tempat urat nadi nya berada. Yong Hwa menjerit tertahan. Karena rasa sakit di tangan dan tenggorokkan nya. Darah kental mengalir perlahan. Sehun mengambil pensil dan rautan nya dari tangan Kai. Dia meraut pensil tersebut diatas luka Yong Hwa yang terbuka. Sehingga serpihan-serpihan pensil tersebut masuk kedalam pergelangan tangan nya. Belum sempat Yong Hwa memekik keras,Chanyeol mengambil pensil yang sudah tajam tersebut dari tangan Sehun. Dan dengan cepat,dia menusukkan pensil tersebut pada mata sebelah kanan gadis itu. Menusuk nya dengan sangat dalam. Hingga Chanyeol tak perlu mencabut nya lagi dari mata Yong Hwa,sebab pensil tersebut sudah menancap dalam pada matanya.

Chanyeol lalu mengambil pensil lain,meraut nya setajam mungkin. Lalu menusukkan nya kedalam telinga kanan Yong Hwa. Menusuk-nusuk nya dengan kasar. Gendang telinga gadis itu mungkin sudah pecah karena nya. Sebab,ada darah yang mengalir keluar dari telinganya.

Kai meninju wajah Yong Hwa berkali-kali,hingga hidung dan sudut bibir nya mengeluarkan darah. Gadis itu sepertinya mulai tak sadarkan diri. Pendengaran nya tak berfungsi dengan normal,dan pandangan nya pun perlahan-lahan kabur.

Sehun mengambil gunting. Seperti nya bukan gunting biasa,sebab ukurannya lumayan besar. Gunting rumput sepertinya.

Dia membuka paksa mulut Yong Hwa,menarik lidah nya lalu menggunting nya. Gumpalan daging tak bertulang itu jatuh ke lantai. Sehun meraihnya,memasukan  nya kedalam mulut gadis itu.

"Telan lah. Ku kira kau akan suka menelan daging mu sendiri."

Kai mengambil pensil dari tangan Chanyeol. Dia membuka jaket kulit yang menutupi tubuh Yong Hwa. Matanya terbelalak ketika melihat payudara Yong Hwa yang langsung terekspos didepan matanya.

"Perempuan macam apa yang berkunjung kerumah laki-laki tanpa menggunakan bra?",Kai terkekeh.

Dia menusukkan pensil tersebut kedalam pusar nya. Dalam,sangat dalam. Hingga gadis yang setengah sadar itu memekikkan jeritan nya. Kai memutar-mutar pensil nya,menusuk-nusuk nya hingga darah keluar dari pusar gadis itu. Lalu dia menusuk-nusukkan pensil nya pada bagian perut nya yang lain. Hingga perutnya dipenuhi oleh darah dan lubang-lubang kecil.

"Ayo,kita akhiri saja permainan ini.",Chanyeol menusukkan gunting besar kedalam leher Yong Hwa. Menusuk sangat dalam,hingga menembus leher nya. Yeoja itu sudah tidak bergerak lagi.

"Apa yang bisa kita ambil dari sini?",tanya Sehun.

"Kurasa kaki nya besar. Cukup untuk kita berempat malam ini.",Kai tersenyum.




---



Baekhyun mencuci daging dengan hati-hati. Dia bingung kenapa Kai dan Chanyeol menyuruh nya memasak daging yang sudah terpotong kecil-kecil. Entahlah,tugasnya hanya memasak untuk mereka berempat. Ya,selama ini Baekhyun lah yang memasak untuk mereka. Sebab,hanya dia yang mampu melakukan nya.

"Bagimana? Apa rasanya enak?",tanya Sehun.

"Ya. Daging nya terasa lembut. Rasanya juga enak sekali.",kata Bekhyun. Mulutnya penuh dengan sup daging.

Kai tersenyum. "Kalau begitu,makanlah yang banyak.",dia mengelus kepala Baekhyun.

"Ya,aku tak ingin tubuh mu kurus menyeramkan seperti dulu.",Chanyeol tertawa.



---


"K? Siapa K? Aku?",Kai mengelus pelan gelang batu berwarna cokelat yang ditengah nya terdapat kotak kecil bertuliskan huruf K.

Baekhyun tersentak kaget ketika melihat Kai ada didalam kamarnya. Yang lebih membuatnya terkejut,Kai tengah memegang benda berharga nya.Yang sangat rahasia tentunya.

"K-Kai?"

"Hm,hyung? Milik siapa ini? Seingatku kami tidak pernah membelikan mu gelang seperti ini.",Kai masih mengamati benda ditangan nya.

"I-itu..",Baekhyun kesulitan menjawab. Dia ketakutan.

"Siapa K itu? Apa itu nama ku?"

Baekhyun menggeleng cepat. "Tidak,itu bukan dirimu.",dia benar-benar jujur saat ini.

"Lalu siapa K ini dan darimana kau mendapatkan nya?!",Kai membentaknya.

Karena terkejut dan takut kemungkinan-kemungkan yang akan terjadi,Baekhyun menarik gelang dari genggaman Kai dan berlari keluar kamar.

"Hey tunggu!"

Baekhyun tak peduli dan terus berlari menuruni tangga,dia hampir menabrak Chanyeol yang membawa gelas berisi teh hangat di tangga.

Dia berlari dan tanpa sadar sudah berada dibagian belakang rumah. Matanya tertuju pada lubang berbentuk persegi panjang,terdapat tangga menuju kebawah. Dia tau itu ruang bawah tanah. Namun dia tak pernah masuk kedalam sebab Chanyeol,Kai dan Sehun memang tak mengizinkan nya.

Dia tak peduli,kaki nya terlangkah menuruni tangga ruang bawah tanah hingga kini dia telah sampai didepan sebuah pintu ruangan.

Tunggu.

Baekhyun mencium bau sesuatu disini.

Darah.

Bau darah yang sangat amis dan pekat tercium dari dalam ruangan ini.

Dada Baekhyun berdebar-debar. Dia tau,dia tak boleh membuka ruangan ini. Namun rasa penasaran nya mengalahkan segalanya.

Dibuka nya kenop pintu dengan perlahan.

Belum sempat pintu terbuka,Baekhyun mengehentikan kegiatan nya membuka kenop pintu ketika dirasanya tangan seseorang tengah menyentuh punggung nya.

Baekhyun tersentak. Tangan itu terasa sangat dingin menyentuh nya.

Dia membalikkan tubuh nya dengan gugup dan tubuh yang gemetaran.

Lalu....



To be continued.


Minggu, 22 Juni 2014

YOU BELONG TO US [Part 1]




Author : 

007

Cast :

Byun Baekhyun (Baekhyun)

Oh Sehun (Sehun)

Kim Jongin (Kai)

Park Chanyeol (Chanyeol)

Genre :

Yaoi/Boys Love,Psycho,Kekerasan,NC-21.

Length :

Chapter

Rate :

M


"One for all.
And all for one.
If we can't have you. Then let us to do something else for you"



---




[Author POV]


Baekhyun menggelengkan kepala nya kuat-kuat. Dia menggigit bibir bawah nya pertanda gugup.

"Kenapa? Kau tak suka dengan kami?",Kai mengangkat wajah nya,menatap dalam pada namja mungil didepan nya.

"Tidak. Maksudku bukan begitu."

"Lalu?"

Baekhyun makin salah tingkah. Gelas dingin yang sedari tadi ia pegang,mulai mengantarkan rasa beku ketelapak tangan nya.

Sehun yang berada dibelakang,merapatkan tubuh nya pada Baekhyun. Melingkarkan tangan nya pada perut rata namja mungil itu. Memeluk nya dari belakang.

"Ayolah hyung,kami tak akan menyakiti mu.",ucap Sehun.

Kai tampak bergumam tak jelas. Dia menatap langit-langit ruangan,lalu mata nya kembali menatap Baekhyun didepan nya.

"Kami sudah memberikan apapun yang kau mau. Kebutuhan hidup mu,apapun itu. Kami tak pernah menolak  apapun yang kau inginkan. Sekarang saatnya kami meminta dari mu. Dan kurasa,kami tidak menerima penolakan. Bukan begitu Chanyeol?"

Chanyeol tertawa ringan,menganggukan kepala nya beberapa kali.

Baekhyun merasakan hawa panas menjalari tubuhnya. Ingin rasanya dia segera pergi dari suasana mengerikan ini. Namun,jangan kan kabur,bergerak pun rasanya tak mampu.

"Kau tak kan bisa menolak.",Kai mengeraskan suara nya,sedikit membentak.

"Jangan terlalu kasar pada nya. Apa kau lupa? Dia malaikat kami",Chanyeol menarik Baekhyun dari pelukan Sehun. Membawa nya pada pelukan nya sendiri.

Kai tersenyum. "Mianhae",dia mengelus punggung Baekhyun.

Baekhyun merutuk dalam hati. Ia tak bisa melakukan nya. Mereka terlalu berat,terlalu penuh.

"Aku tak akan kasar atau menyakiti mu.",Kai tersenyum.

"Aku akan lembut.",kini Sehun menarik perlahan tangan Baekhyun.

Baekhyun hanya diam. Mata sipitnya memperhatikan setiap gerak-gerik namja disekeliling nya.

Kai mulai membuka ikat pinggang. Sehun membuka jam tangan yang melingkar ditangan kiri nya. Sementara  Chanyeol mulai membuka dasi seragam nya.

Baekhyun bergidik ngeri. Namun matanya tak pernah lepas memandang tiga namja dihadapan nya. Sampai akhirnya,mereka membuka seragam sekolah nya. Menyisakan celana panjang yang membungkus kaki nya.

Chanyeol merapikan rambut nya,mendekatkan tubuh nya pada tubuh Baekhyun yang terduduk diranjang. Yang secara tak sengaja ia telah memamerkan otot di  lengan dan dada bidang nya pada Baekhyun.

"Kau tak membuka baju mu hyung?",Chanyeol mengelus pipinya.

Blush.

Wajah Baekhyun memerah.

"Oh? Kau menunggu ku untuk membuka nya?",Baekhyun merasakan deru nafas berat ditelinga sebelah kiri nya. Baekhyun menoleh ke kiri. Lalu mendapati wajah penuh pesona Sehun sedang memandangi nya tepat didepan wajah nya.

Dia merasa semakin gila ketika tangan Kai menarik wajah nya,memaksanya untuk memejamkan matanya meskipun ia tidak tau apa yang akan Kai lakukan padanya. Hingga akhirnya sesuatu yang basah dan lembut menyentuh bibirnya. Dia tak juga berani membuka matanya. Naluri menuntun nya untuk melingkarkan kedua tangan nya pada leher Kai. Baekhyun merasakan dadanya semakin berdebar-debar. Entah mendapat keberanian dari mana,dia perlahan membuka sedikit bibirnya. Memberikan Kai jalan untuk menelusupkan lidah nya. Kai menjilati bibir nya,memasukan lidah nya kedalam mulut Baekhyun. Dia tak pernah menyangka bahwa bibir Baekhyun akan terasa semanis ini.
Hasrat Baekhyun menuntun nya untuk menggerakkan lidah nya. Membalas perlakuan manis dari Kai. Perlahan,Kai mengemut lidah Baekhyun yang menurut nya mungil itu. Kemudian menggigiti nya dengan kasar. Baekhyun merasakan perih di bibirnya. Cairan asin perlahan keluar dan masuk ke tenggorokkan nya.

Baekhyun membelalakkan matanya ketika tangan seseorang dirasanya menyentuh junior nya yang masih terbungkus celana sekolah. Tepat saat  itu juga,Kai melepaskan ciuman nya. Baekhyun dapat melihat dengan jelas tangan Chanyeol mengelus pelan junior nya,lalu meremas nya dengan gerakan yang menurutnya sangat menyiksa. Desahan nya tertahan karena bibirnya kembali dilumat oleh seseorang. Kali ini bukan Kai. Chanyeol mengemut bibir nya lembut. Tangan nya masih mengelus juniornya,dengan pelan,dan menyiksa.

Ada yang berbeda dari ciuman seorang Park Chanyeol,ciuman ini terasa begitu manis dan lembut. Mungkin karena Chanyeol memang memperlakukan nya dengan lembut. Tangan nya masih aktif dibawah sana. Membuat ciuman ini menimbulkan sensasi yang berbeda. Sampai dadanya terasa sangat sesak. Baekhyun melepaskan ciuman nya. Terengah-engah.

"Ahh...kau gila."

Chanyeol perlahan membuka kancing seragam Baekhyun,melepas dasi nya,lalu melepas celana nya. Melepas semua yang terdapat pada tubuh namja itu.

Mata lapar ketiga nya memandangi tubuh Baekhyun yang telanjang. Merasa tak enak ditatapi seperti itu,dia menarik selimut untuk menutupi tubuh nya.

"Ini baru permulaan hyung.",Sehun tersenyum,membuka celana nya. Di kanan kiri nya,Chanyeol dan Kai tampak melakukan hal yang sama. Hingga mereka berempat sudah full naked.

Mereka bertiga melangkah mendekati ranjang dimana Baekhyun berada. Entah mengapa,Baekhyun merasa dia harus membaringkan tubuh nya. Sehun merangkak mendekati tubuhnya. Menyibakkan selimut yang menutupi tubuh Baekhyun. Dia tertawa kecil ketika melihat junior Baekhyun yang menegang dengan ujung nya yang telah  mengeluarkan cairan pre-cum. Tawa Sehun terdengar memalukan ditelinga nya,ingin rasanya ia segera memukul Sehun dengan tangan nya.
Baekhyun memejamkan mata ketika mulut Sehun yang hangat menelan habis juniornya. Mengemut nya,menjilati nya,lalu mengulum nya lembut. Dia mengelungkan kedua kaki nya pada leher Sehun yang tengah menenggelamkan kepala nya diantara kedua paha Baekhyun. Dirasanya darah nya semakin berdesir cepat,keringat nya bercucuran dan nafas nya semakin memburu. Dia merasa hampir sampai pada puncak kenikmatan nya ketika Sehun semakin mempercepat gerakan nya.

Baekhyun mengeluarkan cairan hangat nya. Sehun hanya diam,menelan seluruh cairan tersebut kedalam mulutnya seakan tanpa rasa jijik.

Kai menarik tubuh Baekhyun agar duduk. Dia berdiri disebelah kiri Baekhyun. Dengan perlahan dan tenang. Dia mengarahkan juniornya kedalam mulut Baekhyun.

Baekhyun merasakan mulut nya terisi penuh oleh benda lunak itu. Dia mendongak keatas,menatap wajah Kai yang tengah memejamkan mata nya. Baekhyun mengulum benda lunak dalam mulutnya,yang ternyata memberi nya kenikmatan tersendiri. Kai mengelus rambutnya lembut,menekan kepala nya agar semakin memperdalam kuluman. Tersadar oleh rasa iri dan cemburu,Sehun mendekatkan dirinya pada Baekhyun dan Kai. Mengarahkan juniornya kedalam mulut Baekhyun yang sudah terisi penuh.
Baekhyun terkejut ketika tangan Sehun memaksa dan membuka mulutnya lebar-lebar. Lalu memasukan juniornya dengan paksa kedalam mulut Baekhyun. Kai cuek,tak peduli dengan apa yang terjadi.

Baekhyun bergumam pelan. Ia ingin bicara bahwa ia tak suka seperti ini. Namun mulutnya terhalang oleh dua junior yang semakin brutal menenggelamkan dirinya pada mulut Baekhyun.

"Umm...",Baekhyun menggelengkan kepala nya,menatap bergantian pada kedua namja di  kanan kirinya.

"Wae? Kau tak suka?",Kai tertawa pelan.

"Nikmati saja hyung.",Sehun tersenyum manis,mengelus lembut pipinya.

Kedua nya sampai bersamaan. Menyemprotkan cairan hangat dan lengket mereka kedalam mulut Baekhyun,dan langsung  masuk kedalam kerongkongan nya. Baekhyun merasakan rasa asin dan amis dalam mulutnya. Cairan mereka keluar sangat banyak,masuk kedalam kerongkongan Baekhyun,sebagian masih banyak yang tersisa dalam mulutnya. Jatuh berlelehan disudut bibir mungil nya. Sungguh Baekhyun benar-benar tak menyukai nya. Ingin rasanya dia menangis karena rasa mual dan jijik.

Chanyeol mengamati nya. Agak tertawa mengejek.

"Telan semua nya hyung.",katanya.

Baekhyun menelan nya dengan susah payah. Kepala nya pusing karena aroma cairan yang sangat pekat menusuk nya,rasa amis membuat perutnya mual dan dia benar-benar hampir menjatuhkan airmata nya saat itu.

"Sekarang giliran ku.",ucap Chanyeol. Pelan,dan berbahaya.

Chanyeol mendorong tubuh Baekhyun agar berbaring. Mengarahkan junior nya pada lubang Baekhyun.

"Tu-tunggu."

"Aku tau ini akan sakit tapi jangan khawatir. Aku akan lembut pada mu.",Chanyeol tersenyum. Mengecup bibir nya pelan.

"Kau siap?",Chanyeol menatap nya kembali.

Baekhyun mengangguk lemah. Siap atau tidak,Chanyeol akan tetap melakukan nya. Dan Baekhyun hanya bisa pasrah ketika sesuatu yang besar dan lunak perlahan masuk kedalam tubuh nya. Dia menjerit pelan,memejamkan matanya,menggigit kuat-kuat bibirnya sampai berdarah. Dengan sekali hentakan,Chanyeol telah menyatu dengan tubuh nya. Baekhyun tak juga berani membuka matanya. Pun dengan mata yang tertutup,airmata tetap mengalir dari sudut matanya.

"Hey."

Baekhyun membuka mata,wajah Chanyeol terpampang jelas didepan matanya.

"Jangan menangis.",Chanyeol tersenyum,mengecup lembut pada kedua kelopak matanya. Jemari besarnya. mengelus pipi halus Baekhyun. Mengusap airmatanya.

Baekhyun tertegun,menatap Chanyeol dengan wajah nya yang polos.

"Apa aku boleh menggerakkan nya sekarang?"

Baekhyun mengangguk,dan tersenyum.

Chanyeol bergerak perlahan,memperdalam dirinya kedalam tubuh Baekhyun. Memaju mundurkan tubuhnya. Hingga lama kelamaan tempo lambat dan perlahan itu semakin cepat. Chanyeol merasakan lubang Baekhyun semakin mencengkeram nya kasar. Matanya tak pernah lepas memandang namja yang tengah memejamkan mata dihadapan nya. Cantik,wajah nya sangat cantik. Sekalipun dalam keadaan kacau seperti ini.

Chanyeol semakin bergerak liar dan tak teratur. Desahan sensual Baekhyun mendorong nya untuk semakin larut dalam permainan mereka. Suara kulit yang beradu dengan keras,bunyi ranjang yang berdecit-decit kasar,dan aroma seks diseluruh penjuru ruangan semakin menambah kesan panas diantara keduanya.

Hingga akhirnya kepuasan itu mencapai batas akhir. Chanyeol mengeluarkan cairan sperma nya didalam tubuh Baekhyun. Hangat....dan lelah. Hanya itu yang dapat Baekhyun rasakan.

Namun rasa lelah nya berubah menjadi sedikit senang tatkala dia mengetahui bahwa permainan ini akan segera berakhir. Dia lelah. Dan dia agaknya tak suka dengan permainan yang adik-adik kelasnya berikan padanya. Hanya tak suka. Tak bisa menolak. Dia hanya perlu diam dan membiarkan tubuhnya bergerak kesana kemari. Sebab,dia tau konsekuensinya jika berani menolak.





***



Kai mengelus FN FAL sniper di tangan nya. Matanya berdecak kagum memandangi benda keras dan besar di tangan nya.

"Tidak kah kau berpikir ini sangat sempurna Chanyeol?"

Chanyeol mendekat,mengikuti jejak tangan Kai pada benda keras tersebut.

"Dia milik kami sekarang.",Chanyeol tersenyum.

Wajah ahjussi dihadapan nya juga ikut tersenyum. "Jadi,bisa ku ambil bagian ku sekarang?",katanya.

Kai dan Chanyeol masih memandangi FN FAL nya,tak peduli dengan ahjussi didepan nya.

"Maaf,bisa ku ambil bagian ku sekarang? Aku ada pertemuan dengan client ku yang lain.",ahjussi tersebut mengeraskan suaranya.

Chanyeol tersenyum sinis. "Bagian? Bagian apa?"

Ahjussi didepan nya tampak terkejut. "Maaf tuan,tapi kami tidak menjual barang dengan cuma-cuma",katanya.

"Bagaimana jika,aku menginginkan nya secara cuma-cuma?",Chanyeol masih memandang nya.

"A-apa maksud nya?"

Kai terlihat tidak sabar. Dia memasukan FN FAL nya yang berharga kedalam tas milik nya. Kaki nya perlahan melangkah mendekati tubuh sang ahjussi. Tangan nya mencengkeram kerah kemeja yang dikenakan ahjussi tersebut.

"Kami menginginkan barang ini dengan gratis. Kau tak bisa menolak. Kami memberi mu cukup waktu untuk melarikan diri dari kami.",ucap Kai dengan tenang. Ahjussi didepan nya tampak gelisah dan ketakutan. Keringat dingin mengalir menuruni wajah dan leher nya.

Chanyeol tertawa. "Apa kau bodoh? Bagaimana jika dia lapor polisi?"

"Kau benar. Kita harus melenyapkan nya. Bukan begitu Chanyeol?",Kai menoleh kearah Chanyeol. Tersenyum menyeringai.

Chanyeol menarik tubuh sang ahjussi,mendaratkan kepalan tangan nya diatas wajah dan hidung nya.
Darah kental mengalir dari lubang hidung sang ahjussi. Tubuh nya jatuh tersungkur. Chanyeol mendekati nya,menginjak dengan keras telapak tangan sang ahjussi yang tergeletak tak berdaya diatas lantai.
Chanyeol lalu mendudukan tubuh nya diatas perut sang ahjussi. Menghajarnya berkali-kali,mendaratkan pukulan pada wajah dan perut nya. Sang ahjussi hanya menatap nya lemah,pandangan nya mulai kabur ketika samar-samar dia melihat namja berambut cokelat acak-acakan didepan nya mengambil sesuatu dari dalam kantung celana nya.

"Bodoh,apa yang akan kau lakukan?",Kai tertawa,mendekati nya.

"Aku ingin bersenang-senang.",Chanyeol mengelus gunting besar di tangan nya.

"Hei,biarkan aku memakainya.",Kai tersenyum cerah. Mengambil gunting dari tangan Chanyeol.
Dengan perlahan,dia menggunting telinga kanan sang ahjussi. Namja tua didepan nya hanya bisa menjerit  lemah ketika dirasanya sesuatu menghilang dari kepala bagian kanan nya. Kai melambai-lambaikan telinga sang ahjussi yang sudah tergunting dihadapan wajah Chanyeol.

Chanyeol tertawa keras,mencubit pipi Kai dengan lembut. Entah mengapa,dia sangat suka melihat wajah Kai yang sedang tersenyum cerah. Seperti saat ini.

"Giliran mu.",Kai memberikan gunting nya kepada Chanyeol.

"Ahjussi,sekarang kau akan bersenang-senang dengan ku.",namja yang dijuluki oleh teman-teman nya Happy Virus itu tertawa ringan. Dia menusukkan gunting kedalam perut sang ahjussi berkali-kali. Merobek-robek nya hingga darah mengalir dan mengenai wajah nya yang tampan.

"Lihat Kai. Aku menemukan usus nya."

"Wah berikan padaku! Aku ingin mencoba nya!"

Kai menggunting usus dalam perut sang ahjussi. Lalu mengacak-acak bagian dalam perut itu dengan tangan nya yang telanjang. Dia tampak sangat bahagia.

Chanyeol beranjak bangun. Dia tersenyum,mengelus rambut Kai dengan halus. "Sudahlah,dia sudah tidak bergerak lagi. Ayo pulang. Aku lapar."







***






Sehun berbaring lemah setelah mengeluarkan cairan orgasme nya. Ini sudah yang kedua kali. Dan dia sangat lelah. Begitu juga dengan namja mungil disamping nya.

"Gomawo hyung."

Baekhyun tersenyum.

"Hyungie,saranghae",Sehun merapatkan tubuh nya pada Baekhyun. Baru saja ia ingin memejamkan matanya ketika telinga nya mendengar suara pintu kamar terbuka.

Sial. Aku lupa untuk mengunci nya. Pikirnya.

Chanyeol dan Kai menatap nya dingin.

"Apa yang kau lakukan Sehun?"

"Bersenang-senang tanpa kami huh?",Chanyeol melangkahkan kaki jenjang nya menuju ranjang.

Baekhyun merasakan keringat dingin membasahi tubuhnya. Dia yakin Kai dan Chanyeol akan sangat marah kali ini. Dan bukan tidak mungkin jika mereka akan memberi nya hukuman. Oh....Baekhyun tidak mau membayangkan nya.



To be continued.






Minggu, 16 Februari 2014

MOONLIGHT EQUILIBRIUM







Author : a007kid
Tittle : Moonlight Equilibrium
Category : Psycho,Vampire Life.
Cast :
Anoushka ( Author )

Huang Zi Tao ( Tao )

Wu Yi Fan ( Kris )

Xi Luhan ( Luhan )

Oh Sehun ( Sehun )

Other Cast

Song Recommended : The Black Dahlia Murder - Moonlight Equilibrium


----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

[Kris POV]


"Ge,apa kau tau gadis itu?"

Aku mengalihkan pandangan ku dari layar handphone ke sumber suara tersebut.

Tao menatap ku dengan wajah antusias.

"Siapa?",tanya ku.

"Apa kau tidak lihat? Bukankah mata mu terbuka?",tanya Tao.

Aku cuek saja,lalu mata ku mengikuti kearah mana mata Tao melihat.

"Maksud mu....gadis yang bersama wanita tua itu?",tanya ku.

"Bodoh,bukan itu maksud ku. Lihat itu. Ne,itu. Yang berbaju merah,jalan sendirian. Kau lihat kan?",ujar nya.

Mata ku beralih pada gadis yang dimaksud Tao. Gadis berbaju merah? Baju? Ya,jika dia memang masih pantas disebut gadis berbaju. Sebab,sesuatu yang dipakainya menurut ku tidak terlihat seperti baju. Hanya balutan kain tipis yang kekurangan bahan menurut ku.

"Mwo? Ada apa memang nya dengan gadis itu? Kau menyukainya?",tanya ku.

"Ahh,kau ini. Apa matamu buta? Mata ku benar-benar gila melihatnya. Hey,coba kau lihat itu. Lihat lekuk tubuhnya. Rambut dan cara dia berjalan. Sexy....",ujar Tao tanpa sedikit pun mengalihkan pandangan mata nya dari gadis tersebut.

Aku menghela nafas.

"Ahh....terserah kau sajalah. Aku tidak peduli. Sudah ya,aku pulang duluan. Bye",kata ku seraya bangkit dari posisi duduk dan mengambil tas. Lalu berjalan menjauhi tempat dimana aku dan Tao duduk.

Wussss....................angin berhembus agak kencang.

Aku merapatkan mantel cokelat yang kupakai.

Ahh...kenapa rasanya letak tempat parkir makin jauh saja. Aku mempercepat langkah.

Langit kala ini tampak gelap,sama seperti sore-sore sebelumnya.

Sepertinya akan turun hujan. Lebih baik aku berlari...

BRUKK!

Karena terlalu kencang berlari,aku tidak sadar kalau aku  baru saja menabrak seseorang.

Tidak sadar?

Ya benar. Aku tidak sadar kalau ada seseorang. Seingatku,ketika aku berlari,aku terus menatap lurus kedepan. Dan tidak ada siapa-siapa di lorong koridor kampus ini. Lalu,siapa yang kutabrak barusan?

"Ahh...You hurt me!"

Aku menatap kebawah untuk melihat. Tampak seorang gadis yang jatuh tersungkur karena ulah ku barusan.

"Gwenchana? Mianhae,tadi aku terlalu buru-buru sampai tidak melihat ada orang didepan ku. Apa kau baik-baik saja?",tanya ku dengan suara memelas. Rambut gadis ini sangat tebal dan panjang menutupi wajah nya karena dia jatuh tersungkur. Aku tidak bisa melihat wajah nya. Aku menarik bahu nya dengan hati-hati,mencoba untuk membawa nya berdiri.

"W-hat? Don't touch me!",gadis itu membentak ku dan melepaskan tangan ku yang memegang bahunya dengan kasar.

Aku  masih tak percaya dengan apa yang ku lihat. Mata gadis itu berwarna biru. Rambutnya panjang dan tebal berwarna merah gelap,membingkai wajah nya yang berwarna putih pucat. Sangat pucat. Aku bahkan merasa bahwa tidak ada aliran darah dalam dirinya. Yang membuat ku terpana adalah,dia cantik sekali.

"Maafkan aku,a-aapa kau baik-baik saja?",tanya ku dengan terbata-bata.

Dia diam dan hanya menatap ku dengan dingin melalui mata birunya.
Gadis ini daritadi terus menerus berbicara dengan bahasa inggris. Apa dia tidak bisa bahasa korea?

"Ahh..mmm...are you okay?",tanya ku. Masih dengan suara ku yang gugup.

Dia hanya diam dan menatap ku penuh kebencian. Dia tampak sangat kesal padaku. Dari sorot mata nya yang tajam,aku bisa merasakan bahwa mata itu sedang berbicara pada ku : 'Aku akan membunuh mu'.

"Leave me alone.",ujar nya. Lalu dia berjalan melewati ku untuk pergi.

Aku menoleh ke belakang untuk melihatnya lagi. Namun,dia sudah tidak ada.

Astaga,cepat sekali dia. Mengapa tiba-tiba dia sudah tidak ada?

Mata ku membulat dan mulutku setengah terbuka. Aku benar-benar terkejut dengan apa yang baru saja terjadi.

Aku menabrak seorang gadis asing yang tidak bisa bahasa korea. Gadis yang baru pertama kali aku melihatnya. Mata biru,rambut merah dan kulitnya yang pucat. Agak aneh menurut ku. Ditambah lagi,aku yang sama sekali tidak menyadari keberadaan nya. Dia pergi dengan sangat cepat. Benar-benar aneh.

Kurasakan dingin nya angin makin menerpa tubuhku. Aku bergidik,kulit ku merinding.

Sebaiknya aku harus cepat pulang. Perasan ku rasanya tak enak. Cepat-cepat aku masuk kedalam mobil ku dan mengemudikan nya menuju rumah.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Mom...I'm home...",teriak ku begitu pintu rumah terbuka.

Aku melemparkan tas ku begitu saja diatas sofa. Masuk kamar dan merebahkan tubuh ku di ranjang.

Jam menunjukkan pukul 20.30 malam. Lelah sekali rasanya tubuhku. Aktifitas ku yang padat rasanya benar-benar menguras tenaga.

Wus..........................lagi-lagi angin bertiup dengan kencang nya.

Tirai jendela kamar ku bergoyang dan itu membuat ku dapat melihat suasana diluar jendela kamar.

Hanya ada pepohonan,gelap. Sejak sore tadi,hujan masih belum muncul. Hanya tiupan angin yang dingin dan gelapnya langit yang menandakan akan turun nya hujan. Namun,tidak satu tetes pun airnya yang turun membasahi bumi.

Aku berjalan mendekati jendela dan membuka nya. Angin dari luar,masuk kedalam kamar ku dan menyapa wajah ku. Aku mengusap wajah karena dingin. Aku melihat ke atas,ke arah langit. Cahaya rembulan menyatu dengan kontras pada langit yang gelap. Bulan purnama. Seimbang.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ibuku sudah tidur sepertinya. Aku menyalakan tv diruang keluarga dan memilih channel tv yang menyajikan berita. Memang sudah menjadi kebiasaan ku,jika pulang dari kuliah,aku selalu menonton berita pada malam hari. Entah mengapa,tapi menonton berita pada malam hari rasanya cukup menyenangkan.

Seorang pria ditemukan tewas di dekat danau di daerah pegunungan. Polisi baru menemukan nya jam 20.00 malam ini. Tubuhnya mati secara mengenaskan,tanpa kepala,hanya tersisa leher dan tubuh. Di leher nya terdapat bekas gigitan yang masih mengeluarkan sisa-sisa darah. Namun,ditubuhnya tidak ditemukan adanya bekas pukulan atau tusukan. Polisi menduga ini adalah perbuatan dari beruang yang ada didalam hutan di pegunungan tersebut. Dari identitas yang ditemukan di dalam dompet korban,diketahui korban bernama Huang Zi Tao,mahasiswa Korea University,Seoul. Dia adalah warga berdarah China yang menjadi warga negara Korea dan menetap di Korea.

Pendengaran ku semakin samar.

Aku terbelalak. Apa? Tao? Dia....mati?

Aku merasa tidak percaya dengan berita yang baru saja ku lihat. Ini benar-benar konyol,ohh ayolah....Kau tidak mungkin mati secepat itu,kau sudah ku anggap sebagai adikk ku sendiri Tao....

Aku menyambar handphone ku dan menelepon mama Tao,tangan ku gemetaran dan seluruh tubuhku dingin.

Emosi ku semakin bertambah banyak tatkala aku mendapat informasi dari mama Tao yang menyatakan bahwa anak nya memang sudah mati. Jasad nya kini sudah dikubur di pemakaman dekat rumah nya.

Aku merasa dunia ku berhenti berputar.

Lalu berputar lagi. Berputar cepat. Semakin cepat. Hingga aku merasa bahwa roh ku sudah jauh berputar.

Aku jatuh tersungkur,dada ku sesak. Dan tanpa ku kehendaki,air mata ku menyembul keluar.


----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


[ Anoushka POV]


Aku menjilati sisa-sisa darah yang ada pada jariku. Mengulum nya dengan nikmat hingga jari ku yang tadinya basah berwarna merah,menjadi bersih karena ulahku.

Aku berlari pada gelap nya pepohonan pinus. Berlari dan melesat dengan cepat.

Sampai di tengah,aku meloncat dan mengepakkan sayap hitam ku.

Bermandikan cahaya bulan,aku menelusuri gelap nya langit Seoul.

Korea memang indah,ibu dan ayahku benar-benar berotak cemerlang karena memilih untuk tinggal di tempat seperti ini.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Anoushka!"

"Haah....what do you want Mom? Aku lelah,aku baru saja makan malam. Apa lagi yang kau inginkan?",tanya ku pada wanita tua yang masih terlihat muda didepan ku.

"Bisakah kau tidak terlalu sering menampakkan diri mu?",tanya nya.

Aku hanya mendiamkan nya.

Apa yang harus ku jawab? Tidak ada,

Aku berjalan melewatinya dengan cuek. Lalu menuju ke arah belakang rumah.

Mendekati sebuah sangkar yang terbuat dari besi dan diselimuti oleh bahan berwarna hitam.

"Phoenix? Apa kau baik-baik saja?",aku membuka bahan hitam yang menutupi sangkar besi.

Senyum ku mengembang ketika melihatnya.

"Phoenix,apa kau merindukan aku? Hmm..tentu saja jawaban nya iya kan? Aku juga merindukan mu. Ah..aku punya sesuatu untuk mu!",aku mengeluarkan bungkusan hitam dari dalam kantung jubah yang kupakai.

"Aku tau kau pasti lapar,kemarilah sayang...."

Sosok itu menuruti perintah ku. Tubuhnya yang besar dan tinggi,duduk disamping ku.

"Aku punya sesuatu untuk mu,kau pasti lapar kan?",aku membuka bungkusan hitam itu dan mengeluarkan isinya.

Sebuah kepala manusia,dengan darah segar yang masih menetes-netes di lubang kerongkongan nya.
Lantai yang tadinya putih,kini menjadi merah karena nya. Aku membungkuk,menjulurkan lidah ku dan menjilati tetesan darah di lantai dengan penuh nafsu.

"Ahh...I'm sorry Phoenix. Sepertinya aku masih lapar"

"Hahaha...tentu saja aku hanya bercanda. Aku sudah makan malam. Kini giliran mu untuk memakan nya,apa kau mau aku yang menyuapi mu?"

Sosok itu hanya menatap ku dengan bola matanya yang besar. Aku membelai bulu-bulu cokelat nya yang tebal.

"Wait for me...aku akan menyuapi mu"

Aku mengambil kapak kecil,serta garpu dan sendok.

Tangan ku meraih kepala manusia tadi yang tergeletak di lantai. Aku menggoreskan kapak pada kening kepala tersebut. Lalu menjilati darah yang keluar dari goresan yang ku buat. Mmm...selalu saja enak. Padahal aku baru saja makan malam,kenapa aku sangat rakus? Huh.

Aku memotong bagian atas kepala tersebut dengan hati-hati.

Akhirnya terpotong juga. Kini aku dapat melihat isi kepala nya. Tampak sesuatu yang berwarna putih dan merah muda dari dalam kepala tersebut. Aku menyentuh nya,masih terasa hangat. Aku tau,itu otak nya.

Aku mengambil sendok dan memasukan nya kedalam kepala itu,mengambil sesendok otak dari dalam kepala tersebut. Agak susah juga,syaraf dan otaknya benar-benar melekat. Ku perkeras sendokkan ku,hingga terambil satu penuh sendok. Lalu ku sodorkan ke dalam mulut Phoenix,mulutnya membuka dan dia mengunyah nya dengan sangat rakus.

Sedikit demi sedikit,lama kelamaan isi kepala dari manusia ini habis. Kini waktunya memasukkan Phoenix kedalam sangkar.

"Good night Phoenix."


----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


[Luhan POV]

"Ahh seharusnya aku tidak datang ke pesta ulang tahun Sehun ini. Menyebalkan sekali,rasanya semua orang seperti melihat ke arah ku terus. Apa aku ini jelek sekali? Lagipula,aku benci dengan dress hitam ketat yang dipilihkan oleh ibuku".....suara gadis di depan ku memang terdengar pelan. Tapi aku dapat mendengarnya dengan jelas karena aku berada tepat dibelakang nya.

Aku maju mendekati nya hingga posisi ku kini sejajar dengan tubuhnya.

"Apa kau tau mengapa semua orang memperhatikan mu? Itu karena kau cantik. Dan dress yang kau pakai tidaklah buruk menurut ku. Ditambah dengan rambut mu yang bergelombang panjang berwarna merah,membuat setiap orang yang melihat nya akan senang berlama-lama memandang. Anoushka,apa kau ingin berdansa bersama ku?",tanya ku pada gadis itu.

Anoushka menoleh kearah ku dengan membelalakkan mata nya.

"Ahh...mmmm....Ooh..come'on Luhan,stop kidding on me",gadis itu berbicara tapi mata nya menatap kebawah dan wajahnya memerah. Apa dia malu?

"Hahaha. Aku tidak bercanda,aku serius. Apa kau mau?",tanya ku.

Baru saja gadis ini ingin menggerakkan mulutnya dan berbicara,tiba-tiba musik berhenti.

 Atsuko Arisu,pacar Sehun berjalan ke atas panggung tempat dimana kelompok musik berada.

"Hari ini,kita semua akan merayakan pesta ulang tahun Oh Se Hun,kekasih ku.",katanya sambil tersenyum.

Kami semua ikut tersenyum padanya dan bertepuk tangan.

"Kali ini,Sehun akan memberikan kalian suatu pertunjukkan singkat.",lanjut nya.

Suasana menjadi riuh,orang-orang bertanya-tanya akan ada pertunjukkan apa yang dilakukan oleh Sehun.

Atsuko  dan Sehun berjalan beriringan menuju tengah-tengah ruangan.

Kebetulan,posisi aku dan Anoushka tidak jauh dari tengah-tengah ruangan. Jadi kami bisa melihat jelas apa yang akan Sehun dan Atsuko  lakukan.

Semua bertepuk tangan untuk Sehun dan Atsuko.

Atsuko  tampak bahagia sekali,dia tertawa ceria dan melambaikan tangan nya kesana kemari.

Tiba-tiba.....

BUG!

Tubuh Sehun terjatuh ke lantai,sebelum nya dia sempat menjerit pelan.

Semua orang tertawa dan bertepuk tangan melihatnya,begitu juga dengan Atsuko ,dia tertawa melihat Sehun yang sekarang jatuh tersungkur.

Sepertinya,ini adalah pertunjukkan yang dilakukan oleh Sehun dan  Atsuko.

Apa maksud dari pertunjukkan ini? Apa yang dilakukan nya?

Pura-pura mati?

"Sehun-ah....? Kau tidak apa-apa? Apa kali ini kau ingin menunjukkan sebuah drama misteri?",tanya Kaoru yang membungkukkan badan nya ke arah Sehun yang terjatuh.

Seluruh undangan yang datang tertawa terbahak-bahak melihat Sehun,begitu juga dengan  Atsuko.

Aku melirik Anoushka,

Wajah nya hanya menatap Sehun dengan datar,tidak ada raut muka terkejut,atau tertawa.

Nyaris tanpa ekspresi.

"Luhan...detektif muda dari universitas kami,kemarilah. Sepertinya aku membutuhkan bantuan mu.",teriak Atsuko  kepada ku dengan wajah nya yang setengah menahan tawa.

Seluruh undangan menatap ku dengan wajah yang sama 'tertawa'-nya dengan  Atsuko.

Aku menghela nafas.

Apasih yang sedang orang-orang bodoh ini lakukan?

Dengan enggan,aku melangkahkan kaki ku maju ke depan ke tempat dimana Sehun berbaring.

Dengan sengaja,ku raih tangan Anoushka yang berada disamping ku untuk ikut dengan ku.

Aku membungkuk dan mendekatkan wajahku pada telinga nya.

"Sehun-ah,apalagi yang harus kulakukan? Aku bahkan tidak mengetahui bahwa kau melibatkan aku dalam pertunjukkan konyol mu ini",bisik ku pada nya.

Tidak ada suara,bahkan Sehun masih terbujur kaku seperti sebelum nya.

Teriakan dan tawa keras dari para undangan semakin terdengar riuh.

"Sehun-ah! Apa lagi yang harus kulakukan? Aku tidak ingin berlama-lama melakukan pertunjukkan bodoh ini. Hei,kau bisa mendengar ku atau tidak?!?",kali ini aku berbisik agak keras.

Jawaban yang ku dapatkan masih sama.

Aku merasa ada yang janggal disini.

Ku lihat Anoushka meletakkan telapak tangan nya pada leher Sehun.

"Ayolah sayang,cepat lanjutkan. Jangan buat kami semua menunggu",kini Atsuko  yang bicara. Tapi,masih dengan wajah nya yang tertawa.

"Dia tidak akan bicara lagi,dia sudah mati.",tiba-tiba Anoushka yang bicara.



------



[ Anoushka POV]



"Aapa? Mati?!?",teriak Atsuko .

"Hei ini lelucon kan?"

"Sehun-ah,apa yang sebenarnya kau lakukan?"

Kulihat Atsuko  menampakkan wajah panik nya.

Berlari mendekati Sehun,dan meraba tangan Sehun yang dingin.

Sehun,aku yakin dia memang sudah mati.

Tidak ada aliran darah ketika ku raba lehernya tadi.

Hei...tunguu...apa ini?

Bau almond?

Bau almond yang pekat tercium dari mulutnya yang setengah terbuka.

Sianida.

Dia diracuni!




----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------




"Korban bernama lengkap Oh Se Hun,umur nya 19 tahun. Dia adalah orang yang merayakan pesta ulang tahun malam ini."

"Kudengar dari bagian koroner,korban diracuni oleh racun yang sangat kuat. Yaitu sianida,benar bukan?",tanya inspektur Jongdae.

"Ya,benar.",jawab tim koroner.

"Saat itu Sehun sedang berdiri di tengah-tengah ruangan ini,dia bermaksud menunjukkan pertujukkan yang dia buat untuk para undangan. Lalu tiba-tiba saja dia menjerit dan jatuh tersungkur. Kami semua mengira bahwa itu bagian dari pertunjukkan yang sedang dia lakukan. Tapi ternyata,dia memang benar-benar mati", Atsuko bicara sambil mengusap matanya yang penuh dengan airmata.

"Maaf,anda siapa?",tanya inspektur Jongdae.

"Aku,pacarnya."jawab  Atsuko.

"Baiklah,jelas ini bukan bunuh diri atau kecelakaan. Ini adalah pembunuhan berencana. Saat itu,siapa orang-orang yang berada dekat dengan korban?",tanya inspektur Jongdae.

"Saya,gadis yang berada di sebelah saya,dan pacar korban",jawab Luhan.

"Kalau begitu,bisa kami lakukan pemeriksaan sekarang?",tanya inspektur.

Luhan mengangguk.

Atsuko mendapat giliran pertama untuk diperiksa,seorang polisi wanita membimbing nya untuk menuju ruangan kecil disudut sebelah kiri ruangan ini yang dijadikan sebagai tempat pemeriksaan.

"Permisi....tolong beri jalan..".......... Atsuko dan polisi wanita tersebut berjalan melewati para undangan dan beberapa meja-meja yang masih berisi makanan dan minuman.

Tuk.

Ah.

PRAANG.

"Aaaduuh..."

"Anda tidak apa-apa?",polisi wanita itu membungkuk mencoba membimbing Atsuko  yang terjatuh untuk berdiri.

"Sepertinya hari ini saya memakai sepatu dengan hak yang terlalu tinggi",jawab  Atsuko.

Sepatu dan kakinya tampak agak basah karena tersiram oleh air yang berasal dari gelas-gelas yang berada di meja yang tadi dia jatuhkan.

"Berpeganganlah pada saya",kata polisi wanita.


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



"Siapa yang pertama kali mendekati korban ketika dia terjatuh?",tanya inspektur.

"Atsuko memang sudah berada dekat dengan Sehun,tapi dia tidak mendekati tubuhnya. Lalu aku dan Luhan datang mendekati nya. Luhan membungkuk ke arah tubuh korban untuk memeriksa keadaan nya",jawab ku.

"Saudara Luhan,apakah benar anda yang pertama kali mendekati korban ketika korban terjatuh dan sudah tidak bergerak lagi?",tanya inspektur.

"Ya benar.",jawab Luhan.

"Ja...jangan-jangan saat itu Luhan langsung meminumkan racun kedalam mulut korban?!?",kata seorang polisi.

Semua orang menatap Luhan,begitu juga dengan ku.

"Tapi saat Luhan membungkuk untuk melihat Sehun,aku berada disamping nya. Aku sama sekali tidak melihat Luhan memasukkan sesuatu kedalam mulut Sehun.",kata ku membela Luhan.

"Jika memang benar saya yang melakukan itu,seharusnya Sehun berteriak kesakitan ketika saya meminumkan racun pada nya. Lagipula,sebelum saya mendekati nya,Sehun memang sudah terjatuh dan terbaring dengan tidak bergerak lagi",kata Luhan.

Semua orang terdiam.

Semua nya bingung.

Hmm....Sehun.

Mantan kekasih ku.

Tak kusangka nasib mu akan seperti ini. Mati diracuni. Bahkan saat perayaan ulang tahun mu sendiri.

Siapa yang melakukan nya?

Apa orang nya masih ada disini?

Dimana pembunuh itu?

Akan kurobek-robek tubuhnya.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Inspektur,dari laci di mobil korban,ditemukan botol yang berisi sianida dan kapsul!",teriak seorang polisi yang baru saja datang dari luar ruangan.

"Kapsul? Maksud mu kapsul yang biasa digunakan sebagai pembungkus obat yang akan hancur ketika masuk kedalam perut?",tanya inspektur Jongdae.

"Ya,benar. Tim forensik juga menemukan kapsul yang hampir meleleh di bagian belakang gigi geraham korban.",kata polisi.


Kapsul?

Berisi sianida?

Didalam mulut Sehun?

Bagaimana cara kapsul itu masuk kedalam mulutnya? Sedangkan di meja yang berisi makanan dan minuman milik Sehun dan Atsuko tidak ditemukan adanya racun sianida.

Bagaimana bisa!

Ini benar-benar janggal.

Orang yang paling dekat dengan Sehun hanyalah Atsuko ,mereka benar-benar pasangan yang sangat mesra. Setiap hari selalu bersama.

Apa pembunuhan ini melibatkan  Atsuko?

Ada kemungkinan nya.

Disaat otak ku semakin gencar mencari-cari jawaban nya,sosok yang sedang ku pikirkan muncul.

 Atsuko telah selesai diperiksa.

Aku berjalan mendekatinya.

"Atsuko? Sepertinya dari awal pesta,kulihat kau dan Sehun hanya minum. Sama sekali tidak makan. Apa setelah pesta berlangsung kalian akan pergi ke restoran untuk makan malam?",tanya ku.

"Ahh tidak,Sehun tidak boleh makan sembarangan atau pun makan diluar. Setiap hari,aku selalu datang kerumah nya dan memasak masakan yang sehat untuk nya.",jawab nya.

"Mmm...begitu ya. Lalu,apa menu masakan hari ini?",tanya ku.

"Eh?",dia terkejut dan menatap ku.

Lalu dia terdiam,wajah nya yang sejak tadi tenang kini tampak gugup.

"Ahh..mmm..entahlah,aku belum menyiapkan apapun untuknya",jawab nya dengan tertawa kecil.

"Uh? Kau belum menyiapkan bahan makanan untuk nya? Mengapa? Seharusnya jika memang ucapan mu itu benar bahwa kau selalu memasak masakan untuk nya setiap hari,pasti malam ini kau juga sudah menyiapkan makanan untuknya. Bukan begitu? Atau.....lain hal nya jika kau memang tau akan ada kejadian seperti ini....",jawab ku dengan senyuman.

Dia membelalakkan mata nya.

Sepertinya,aku benar-benar membuatnya gugup.

Gugup?

Mengapa?

Tentu saja karna dia yang membunuh Sehun.

Dari mana ku tau?

Entahlah,instingku yang memang sudah kuat menunjukkan bahwa dialah pelaku nya.

Aku memutar otak.

Benar-benar memaksa otak ku untuk bekerja lebih cepat mencari jawaban dari semua ini.

Bagaimana cara Atsuko  membunuh Sehun?

Bagaimana cara Atsuko  memasukkan racun sianida kedalam mulut Sehun?

Atau mungkin begini...

Atsuko  dan Sehun memang sudah merencanakan akan membuat sebuah pertunjukkan di tengah-tengah acara ulang tahun berlangsung. Karena memang sudah terkenal tidak suka rasa pedas,Atsuko menyuruh Sehun untuk memakan irisan cabai besar di hadapan para undangan agar mereka terkejut. Sebelum nya,Atsuko  sudah menyiapkan irisan cabai yang diambil sedikit daging buah nya untuk diganti dengan sianida yang sudah dibungkus dengan kapsul dengan tujuan supaya kapsul itu meleleh ketika Sehun menggigit irisan cabai itu. Sehun tau Atsuko telah memasukan parutan buah nanas asam kedalam daging cabai untuk menetralisir dan mengalihkan rasa pedas agar tidak terlalu pedas. Makanya,Sehun berani memakan cabai. Ketika Sehun berada ditengah-tengah ruangan dan berbicara bahwa dia akan membuat sebuah pertunjukkan,sebenarnya dia sedang mengulum buah cabai yang tak lain berisi racun sianida. Dia telihat santai karena didalam mulutnya juga berada parutan buah nanas sehingga rasa pedas dari cabai tidak terlalu menyakiti lidah nya. Dan barulah ketika racun sianida itu mencapai perutnya dan bereaksi,dia menjerit dan jatuh tersungkur.

Ya begitu.

Aku yakin sekali seperti itu kejadian yang sesungguhnya.

Instingku kuat sekali!

---

"Inspektur Jongdae,kami sudah memeriksa semuanya dan tidak ditemukan bukti-bukti lain siapa pelaku nya.",kata seorang polisi.

"Baiklah,ini bunuh diri.",kata inspektur.

"Sehun sengaja meminum racun tersebut,dengan tujuan supaya dia akan mati. Ini benar-benar bunuh diri. Sangat disayangkan laki-laki setampan dan sekaya dia mati dengan cara yang mengenaskan seperti ini"....


                                                                             ---


"Luhan,aku pergi duluan ya. Sepertinya ibu ku sudah menunggu dirumah. Tak perlu khawatirkan aku,aku dijemput oleh kakak laki-laki ku. Kau berhati-hatilah,sampai jumpa besok.",kata ku pada laki-laki didepan ku.

Wajah nya tampak kusut. Mungkin karena ini adalah malam yang menyedihkan bagi nya.

Ah,atau mungkin bagi ku.

Sehun-ku,Sehun kami. Dia pergi untuk selamanya.

Bodoh,bahkan dia mati dengan cara yang kotor.

Dan,tentu saja aku tidak akan diam ketika mengetahui siapa pelakunya.

Atsuko ,gadis oriental bodoh. Kau pikir siapa lawan mu sekarang hah?

Kau menyakiti Sehun,menyakiti mantan sekaligus teman baik ku.

Apa kau sudah tidak sayang dengan nyawa mu?


                                                                      ---


[ Atsuko POV]


Ahh...malam yang panjang.

Aku bangun dari tempat tidur ku. Entah mengapa sejak tadi aku benar-benar tidak bisa tidur.

Apa karena malam ini adalah malam yang buruk?

Buruk?

Ya,buruk.

Malam ini malam yang buruk.

Malam dimana aku kehilangan kekasih ku untuk selamanya.

Kekasih?

Ahh...ayolah,apa aku sedang bercanda?

Hahaha.

Aku bahkan tidak pernah mencintainya.

Aku hanya mengincar harta nya saja.

Dan kini rasa ku sudah sampai puncak kejenuhan.

Aku sudah tidak membutuhkan nya.

Dia harus ku buang.

Dan tidak ada cara lain selain membunuh nya.

Hahaha....Sehun ku yang malang.

Kau benar-benar pantas untuk dibuang.

Kau tidak menarik.

Menurutku,dia tidak menarik.

Aku tidak suka laki-laki oriental.

Entah dari kalangan Jepang,China,ataupun Korea.

Aku tidak suka.

Aku lebih tertarik pada teman nya.

Teman nya yang juga satu universitas dengan ku,dengan Sehun dan dengan teman-teman semua.

Laki-laki itu sepertinya bukan asli dari sini.

Rambutnya berwarna pirang,badan nya tegap dan sangat tinggi.

Ahh...entahlah siapa nama nya.

Mmm....dingin sekali malam ini.

Aku membuka jendela kamar,melihat ke arah langit.

Bulan tampak membulat dengan seimbang.

Purnama.

Aku menutup kembali jendela kamar.

Lalu duduk di sisi tempat tidur.

Sehun-ah,sedang apa kau disana?

Maafkan aku Sehun-ah,tapi sungguh aku benar-benar tidak mencintai mu.

Aku bahkan tidak merasakan sedih sedikit pun.

BRAKK.

Sesuatu yang keras menabrak jendela kamar ku.

Kaca jendela ku pecah berantakan.

Aku bergidik ngeri.

Apa itu?

Aku takut.

Sesosok tubuh melesat dengan cepat dan masuk kedalam kamar ku melalui jendela yang terbuka lebar.

Sosok itu kini berdiri didepan ku.

APA?!

Anoushka. Ya,aku yakin gadis didepan ku ini adalah Anoushka. Aku akrab betul dengan rambut merah dan bola mata nya yang biru. Sebab,hanya dia satu satu nya gadis yang seperti itu di universitas kami.

Yang membuat ku terkejut adalah,dia mempunyai sayap berwarna hitam.

Dia memakai gaun hitam panjang namun ketat di tubuhnya,lekuk tubuh dan belahan dadanya tampak terekspos dengan jelas.

Apa yang.....

Oh Tuhan....ini buruk.

Ini benar-benar buruk.

Aku tau aku harus segera lari dan meninggalkan ruangan ini.

Tapi tubuh  ku benar-benar kaku dan nyaris tidak bisa digerakkan.

Suara ku tercekat di tenggorokkan.

Aku hanya diam terpaku,bahkan ketika sosok itu mendekat ke arah ku...


---


[Anoushka POV]


"Hello,selamat malam Atsuko....ahh kau terlihat sangat cantik malam ini. Terlihat sangat bahagia. Kenapa?  Apa karena kau telah berhasil membunuh Sehun?",kata ku.

Gadis Jepang didepan ku ini hanya diam,tubuhnya gemetaran.

Dia sepertinya tidak mampu bicara.

"Atsuko....mendekatlah sayang. Biarkan aku memeluk mu untuk yang terakhir kali nya.....",kata ku.

"Ya terakhir kali nya....karena setelah ini aku akan mengirim mu ke neraka!",teriak ku.

Mata ku melotot,bola mata ku yang semula biru,berubah menjadi merah darah.

Emosi ku benar-benar tidak dapat kutahan lagi.

Aku mendorong tubuh gadis itu dengan kasar hingga tubuh nya membentur dinding.

Aku membaringkan tubuh nya diatas ranjang milik nya. Dia tampak berusaha memberikan perlawanan.

Tetap saja gagal,kekuatan manusia manapun tidak ada yang bisa mengalahkan aku.

Aku mengeluarkan tali hitam yang sudah ku persiapkan sebelum nya.

Aku mengikat kedua tangan gadis itu pada kedua ujung tiang ranjang,lalu mengikat kedua kaki nya pada kedua ujung ranjang pula. Hingga posisi nya telentang dengan kedua tangan dan kedua kaki terikat pada sisi-sisi setiap ujung ranjang.

Aku tidak ingin membunuh nya menggunakan tenaga ku,aku ingin bermain-main dengan barang-barang milik nya.

Menyenangkan sekali.

Aku mengambil sebuah hair dryer yang tergeletak diatas meja miliknya,mencolokkan kabel nya kedalam stop kontak agar menyala.

Aku menekan tombol 'super high' lalu kuarahkan hair dryer tersebut pada rambut gadis malang ini.

Ku arahkan dengan sangat dekat sampai rambut nya yang panjang ikut masuk kedalam lubang hair dryer.

Ku tarik dengan kasar hair dryer tersebut hingga rambut nya ikut tertarik.

Dia menjerit.

"Ahhh! Anoushka stop it,you hurt me!",jerit nya.

Rambut nya banyak yang rontok.

Aku tau rasanya sangat tidak menyenangkan.

Pandangan ku beralih pada pecahan kaca jendela. Ku ambil beberapa pecahan nya.

Ku arahkan pecahan-pecahan tersebut ke dalam mulutnya.

Dia menolak,merapatkan kuat-kuat mulut nya.

Ku goreskan dengan kasar salah satu pecahan kaca pada bibirnya.

Darah segar keluar dari bibirnya,dia menjerit. Mulut nya yang terbuka ketika menjerit memberi ku kesempatan untuk memasukkan pacahan-pecahan kaca kecil kedalam mulut nya. Kumasukan seluruh pecahan kaca tersebut.

Dia tampak terbatuk-batuk ketika pecahan kaca tersebut mencapai tenggorokkan nya.

Darah yang kental keluar dari dalam mulut dan bibirnya ketika dia meraung-raung dan menjerit kesakitan.

Aku mengambil potongan kayu dari jendela yang sudah pecah dan rusak.

Ku pukulkan dengan sangat keras ke arah perut nya.

Lagi-lagi darah segar mengalir dari mulutnya.

Ku pukulkan sekali lagi tepat pada ulu hati nya.

Dia menjerit. Erangan dan jeritan nya tampak seperti alunan musik indah bagi ku.

Tubuhnya melemas,mata nya tampak sayu,sepertinya dia mulai tidak sadarkan diri.

Aku menarik telapak tangan nya. Meraih jari-jari nya.

Ku cabut dengan paksa kuku-kuku di jari nya dengan pecahan kaca yang ku ambil dari lantai.

Ditengah kesakitan dan ketidak sadarkan dirinya,dia tampak menangis kesakitan.

Hingga seluruh kuku di jari tangan nya terlepas semua,ku colokkan dengan keras pecahan kaca tersebut pada daging2 di balik kuku nya yang kini sudah tidak tertutup apa-apa lagi karena kuku nya telah ku cabut.

Pandangan ku beralih pada sebuah kotak transparan yang berisi jarum di atas meja.

Aku mengambil nya sebuah.

Lalu ku colokkan pada mata sebelah kiri gadis itu.

Ku colokkan berkali-kali,hingga mata nya penuh dengan darah.

Ku tarik-tarik urat-urat halus yang berwarna merah muda dalam mata nya menggunakan jarum yang ku pegang.

Ku colokkan lagi dengan kasar dan cepat pada mata sebelah kanan nya.

Lalu,aku menusukkan pecahan kaca besar ke dalam perut nya.

Dia sudah tidak bergerak lagi.



------



[Kris POV]



Keadaan rumah makin kacau sejak papa ku pulang dari Kanada.

Entahlah,seharusnya laki-laki bodoh itu pergi saja.

Untuk apa dia kembali?

Dan sialnya,malam ini aku mabuk lagi.

Ahh...lengkap sudah penderitaan ku.

Rasanya dunia semakin kejam,tidak adil. Bahkan bulan tidak pernah menunjukkan senyuman nya ketika sabit kepada ku. Ya,seperti malam ini. Bulan purnama lagi,entah sudah yang keberapa kali nya.

Keadaan ku makin buruk ketika sahabat sekaligus orang yang kuanggap sebagai adik telah pergi.

Pergi meninggalkan ku untuk selamanya.

Kini,tidak akan ada lagi yang melarang ku untuk pergi ke klub malam seperti ini.

Aku tidak ingat sudah berapa gelas alkohol yang ku minum sejak tadi.

Aku seperti anak kecil kehausan yang kehilangan air susu ibunya.

Aku meraih botol di sebelah kiri ku dan meneguk isinya.

Kerongkongan ku benar-benar terpuaskan.

Mmm..

Sepertinya Chivas Brothers memang tidak setengah-setengah dalam mengolah air kehidupan ini.

Aku melihat sekeliling,lampu warna warni tampak berputar-putar memusingkan mata.

Disana sini banyak sekali gadis-gadis mabuk.

Dasar bodoh.

Ahh...aku menundukkan kepala ku.

Mengacak sedikit rambut pirang ku,wajah ku sepertinya sudah benar-benar merah.

Kepala ku pusing,aku benar-benar sulit untuk berpikir jernih.

Pikiran ku mulai kacau. Dan,aku mulai merasakan rasa-rasa aneh yang muncul.

Samar-sama kulihat seorang gadis duduk disebelah ku.

Warna rambut nya yang merah membuat aku teringat pada kejadian waktu itu,saat aku menabrak seorang gadis yang berada di tempat kuliah ku. Rambut nya juga berwarna merah.

Gadis itu menoleh kearah ku.

Mata ku membulat,dia gadis yang waktu itu ku tabrak!

Omo....seksi sekali dia.

Aku menatap tubuh nya lekat-lekat,pakaian nya berani sekali.

Dan tubuhnya benar-benar sangat seksi.

Ah,jangan lupakan soal wajah nya.

Wajah yang cantik,kulit tubuh yang pucat dan mata biru nya.

Aku benar-benar terbius oleh nya.

Dia tampak berbeda kali ini,jika waktu itu dia tampak dingin terhadapku,kini wajah nya jauh lebih hangat dibandingkan waktu itu. Bahkan dia sedang tersenyum pada ku.

"Hello.....Kris?",tanya nya.

"Ahh...da-darimana kau tau nama ku?",tanya ku.

Dia tersenyum.

"Tentu saja aku tau,I'm your secret admirer",katanya.

"Mwo? Penggemar rahasia? Apa kau sedang bercanda?",tanya ku kikuk. Aku benar-benar dibuat gugup olehnya.

"Yes,master.",katanya. Ooh tidak,dia memberikan aku smirk.

"Ma..master??",tanya ku.

Apasih yang sedang gadis ini bicarakan?

Ahh aku benar-benar gugup. Rasanya kepala ku sangat pusing. Ditambah lagi didepan ku ada seorang gadis seksi yang tengah menggoda ku. Aku benar-benar tidak tahan.

Dia memajukan kursi nya dan menarik tubuh ku agar menghadap nya.

Dia mendekati wajahnya ke wajah ku.

"Master,I like you.",katanya.

Ahh....tubuhku seketika berubah menjadi dingin ketika tangan nya menyentuh ku.

"Aku yakin master tidak akan keberatan jika aku mengajak nya bermain-main sebentar malam ini. Bukan kah begitu master?",tanya nya.

Gadis ini.

Aku tau apa maksudnya.

"Let me teach you how to play babe....",kata ku dan menarik tangan nya agar mengikuti ku.

Aku membawanya menaiki lift ke lantai atas klub malam ini. Tepatnya di hotel.



------


"Ahh....master...tubuhmu......wangi nya sangat memabukkan",....kata gadis itu.

Dia memeluk ku dan meraba-raba seluruh tubuh ku,membuka kancing baju ku hingga setengah terbuka.

Dia menciumi leher ku.

Aku membalasnya,ku dekatkan bibir ku pada bibir nya.

"Mmmhh...."

"Ahhh.....master teruskan...ohh.....,don't stop it please...."

Padahal belum sampai pada inti permainan,tapi gadis seksi ku ini sudah berteriak-teriak.

Aku melenguh pelan ketika sesuatu yang basah dan hangat menyentuh leher ku.

Dia menjilatinya.

"Mmmh...babe,are you enjoying our game?"

"Yes master..ahh i can't stop my tongue from your neck mmmhh...."

"Mmmm..."

Dan,ooh...

Sesuatu yang tajam menusuk leher ku.

Sangat cepat,menusuk dengan sangat dalam hingga bisa kurasakan sesuatu yang tajam itu menyentuh urat leher ku.

Leher ku terasa basah,aku tau itu darah ku.

Tubuhku melemas,dan tiba-tiba saja semua berubah menjadi gelap.



------



[Anoushka POV]


Aku mengepakkan sayap hitam ku dan melesat dengan secepat mungkin.

Hampir saja aku ketahuan. Huh.

Orang-orang Korea memang menyebalkan,selalu saja menatapku dengan tatapan aneh.

Apa salah ku jika rambut ku berwarna merah alami?

Apa salah ku juga jika wajah ku sama sekali tidak seperti orang Korea?

Ahh...menyebalkan.

Aku mengusap bibir ku yang masih menyisakan sisa-sisa darah.

Mmm.....enak sekali makan malam ku kali ini.

Darah laki-laki yang campuran memang lebih enak.

Untung saja laki-laki yang ku hisap tadi tidak merepotkan.

Ahh iya....nama nya Kris.

Dia tampan sekali.

Apa?

Tampan?

Ahh bodoh sekali aku ini.

Mana ada manusia yang tampan?

Huh.

Manusia kan sama sekali tidak ada yang tampan...

Mmm....

Tiba-tiba saja bayangan wajah Luhan melintas di otak ku.

Membuat ku tersentak dan hampir saja menabrak sebuah pohon maple besar di depan ku.

Ahh...Luhan.

Kenapa kau bermain-main di kepala ku lagi?

Tidak kah kau bosan Luhan?

Tidak kah kau lelah?

Bermain-main terus di kepala ku. Apa kau tidak merasa lelah?

Ahh...Luhan. Wajah itu,wajah laki-laki cantik yang pertama kali ku lihat.

Suara mu....ahh Luhan.....ku mohon menjauhlah dari pikiran ku.

Berhentilah sejenak dari kegiatan mu yang terus menerus menganggu pikiran ku.

Ayolah..Aku tidak bisa mencintai mu.

Aku tidak bisa mencintai manusia.

Ya,aku adalah vampire. Aku vampire wanita yang hanya bisa menghisap darah laki-laki.

Aku keluar mencari darah ketika bulan seimbang. Purnama.

Aku berasal dari bangsa Dhampire,Slovakia. Sama seperti ayah ku.

Dan ibu ku,berasal dari bangsa Abere,kumpulan iblis-iblis tua berhati jahat namun berwajah sangat cantik.

Ya,ibu ku sangat cantik. Tubuhnya masih sama seperti ku,seksi dan terawat dengan sempurna. Walau sebenarnya umurnya sudah ratusan tahun.


------



Laki-laki itu.

Aku bohong jika aku bilang aku tidak mencintai nya.

Bohong.

Sangat bohong.

Sebab,aku adalah pacar nya.

Ya,aku memang pacar nya.

Kedengaran nya memang agak bodoh.

Ah aku salah.

Sangat bodoh maksud ku.

Vampire mencintai manusia?

Lalu mereka berpacaran?

Hanya ada dalam dongeng klasik.

Tapi kini,yang kurasakan memang benar-benar nyata adanya.

Xi Luhan.

Laki-laki bodoh dari China yang menetap di Korea.

Ya dia bodoh.

Sangat bodoh.

Aku benar-benar membencinya.

Aku sangat membenci nya.

Aku benci ketika dia berbicara pada ku dan mengedip-ngedipkan kelopak matanya yang indah.

Aku benci melihat senyuman nya yang hampir selalu memabukkan itu dia tujukan pada ku.

Aku benci mendengar suara lembut nya yang mengalun dengan indah ditelinga aku setiap malam ketika kita bertemu.

Aku benci dengan wajah nya yang tampak sangat lugu dan polos ketika bertanya sesuatu hal yang tidak diketahui oleh nya.

Aku benci melihat wajah nya yang tampak bingung menengok ke sana kemari ketika dia berjalan di koridor universitas kami seperti seorang anak kecil yang kehilangan ibu nya.

Aku benci mendengar suara tertawa nya yang...ahh.....entahlah..

Aku benci ketika jemari-jemari halus nya mengenggam erat tangan ku,mengelus rambut ku..aku benci.

Aku benci ketika bibir kecil nya mengucapkan kata-kata cinta kepada ku setiap sore ketika kami akan pulang..

Aku benci ketika dia membuka mantel nya yang tebal dan memakaikan nya kepada ku ketika rintik-rintik hujan turun membasahi taman waktu itu..

Aku benci melihat cara dirinya makan es krim...ahh...aku benci..

Aku benci ketika dia meniup mata ku hanya karena banyak debu yang berterbangan waktu itu,padahal sama sekali tidak ada debu di mata ku..

Aku benci pada tubuh mungil nya yang selalu hangat memeluk ku...

Aku benci wangi tubuh nya yang selalu bisa membius ku kapan pun aku berada di dekat nya..

Aku benci cara dirinya berjalan...

Aku bencri cara dirinya bicara...

Aku benci...

Luhan....aku membenci mu.

Aku sangat membenci mu.



------



[Luhan POV]



Entah sudah yang kesekian kalinya aku berada dalam ruangan ini.

Ruangan yang tampak menyeramkan menurut ku.

Banyak lukisan-lukisan aneh disini.

Ruangan yang sekarang ku singgahi ini berada dalam sebuah rumah besar.

Tidak bisa dibilang sebagai rumah mungkin.

Kastil?

Ya,mungkin ini kastil.

Dan aku tidak ingat kapan dan mengapa aku bisa terus menerus singgah ke ruangan ini.

Rasanya seperti ada yang selalu menuntun ku untuk terus kesini.

Wanita yang tertidur di sampingku,tampak mengeratkan pelukan nya ke tubuh ku.

Dan aku juga tidak tau mengapa aku bisa mencintai nya.

Mencintai?

Ah tidak.

Aku tidak terlalu mencintai nya.

Entahlah,tapi aku tidak tau apa nama hubungan kami.

Nama nya Stacie.

Ya,aku mengenal wanita ini tepat 4 hari yang lalu.

Aku menolong nya ketika dia sedang digodai oleh sekelompok perampok botak yang dikepang.

Entahlah mengapa para perampok itu kabur ketika melihat ku yang mungil ini.

Mungkin mereka takut bahwa aku akan melapor pada polisi.

Dan sejak saat itu pula,aku merasa bahwa ada kekuatan magis dalam diri wanita ini yang selalu bisa membawa ku mengikuti nya kemana saja.

Kemana pun dia pergi.

Dan disaat kita bertemu,tak bisa dipungkiri bahwa kita selalu melakukan hal terlarang ini.

Ya,sama seperti saat ini. Kami sedang melakukan nya.

Wanita cantik dan seksi sepertinya,siapa yang akan tahan untuk tidak berbuat apapun pada nya?

Yah,sebetulnya pacar ku juga cantik dan seksi  seperti ini. Tapi entahlah,aku tidak berani berbuat macam-macam pada nya.

Dia itu.....terlalu ekstrim menurut ku.

Aku merasa,aku tidak boleh melakukan hal-hal terlarang pada nya.

Misalnya,seperti hubungan seks ini.


------


[Anoushka POV]


"Mom.....aku pulang.....kau harus tau apa yang kubawa hari ini mom!",teriak ku.

Aku membawa sekantung darah dari seorang laki-laki yang baru saja tadi ku temui.

Aku hanya meminum setengah nya,setengah nya lagi ku sisakan dan kubawa pulang untuk ibuku makan.

Aku takut ibuku sakit,belakangan ini ibuku sering mengurung diri dikamar nya.

Aku mencari-cari kedapur dan ke ruang tamu,bahkan ke dalam kamar mandi.

Tidak ada ibuku.

Dimana dia?

Ah,mungkin di kamarnya.

Aku berjalan menuju kamar nya dan membuka pintu kayu.



------


[Luhan POV]


Aku tersentak kaget ketika mendengar suara pintu ruangan ini terbuka.

Dan aku menjadi lebih terkejut lagi ketika melihat sosok dibalik pintu yang terbuka.

Sosok itu.

Rambut merah.

Rambut merah gadis ku.

Dia,yeoja ku.

Anoushka? Apa yang dilakukan nya disini?

Aku benar-benar tidak tau harus berbuat apa. Sementara Stacie yang berada disamping ku sudah terbangun,kami dalam keadaan yang sama. Naked.

"Luhan....?"

Aku hanya diam tak berani menjawab.

"Dan...mom?"

MWO?!

Mom?

Ibu?

Stacie adalah ibu nya?

Ibu dari Anoushka?

Apa ini!

"Daddy...kemarilah,kau harus lihat apa yang sedang terjadi disini...."

Dan sosok lain muncul,dia laki-laki,kali ini badan nya jauh lebih besar dan tinggi dari Anoushka ataupun Stacie.

Kulit nya sama pucat nya dengan Anoushka.

Badan ku kaku.

Ku rasakan darah ku berhenti mengalir.

Ketakutan ku berada pada titik nomor satu.

Kulihat Stacie yang berada disamping ku tampak pucat dan berkeringat,lalu tiba-tiba tubuh nya terangkat dan melayang keluar seolah tersihir.

Ya,aku tau itu adalah perbuatan dari sosok laki-laki besar didepan pintu.

Aku benar-benar terkejut dengan apa yang terjadi didepan ku.

Apa mereka ini?

Manusia? Atau...apakah?


------



[Anoushka POV]



Aku masih tidak percaya dengan apa yang aku lihat.

Bahkan dengan mata ku sendiri aku tidak percaya.

Kejadian yang ada didepan aku adalah nyata.

Tapi aku tidak bisa mempercayainya.

Luhan?

Melakukan seks dengan ibu ku?

Ooh...lalu apa yang harus aku lakukan sekarang?

"Luhan? Apa yang kau lakukan? Apa ibu ku telah menyihir mu sehingga kau dibuat mabuk oleh nya? Aku tau Luhan,ibuku memang cantik. Apa aku tidak cukup cantik untuk mu? Ooh,aku tidak peduli apakah aku cantik atau tidak. Kau menghianati ku Luhan. Aku tidak menyangka kau setega ini....",sebisa mungkin kutahan semua emosi dalam dada. Aku takut emosi ku ini akan pecah menjadi tangisan.

Hati ku sakit.

Sakit sekali.

Rasanya perih.

Kau menghianati ku Luhan.

Luhan-ku,kau menghinati ku.

Kau harus membayar semua nya.

Aku berjalan dengan cepat ke arah Luhan dan mencekik nya dengan keras.

Dia mengerang.

Aku mengeluarkan sesuatu yang lengket dan kuat dari dalam tangan ku untuk mengikat tangan dan kaki nya.

Ku tarik dengan kasar rambut halus nya hingga beberapa helai nya terlepas.

Aku daratkan pukulan ku tepat pada perut nya.

Aku bingung.

Apa yang harus kulakukan lagi pada nya?

Aku memang ingin membunuh nya,dan aku ingin dia merasakan sakit yang sama dengan sakit ku.

Tapi,bagaimana caranya? Aku tak ingin membunuhnya dengan kekuatan ku.

Aku melihat sekeliling.

Pandangan ku terhenti pada sebuah mangkuk dan piring diatas meja yang berisi sushi dan wasabi.

Entah sejak kapan ibuku menyukai makanan Jepang.

Persetan dengan ibuku. Wanita tua yang tidak tau diri. Ayah ku pasti sudah mengirim nya ke neraka.

Aku meraih sendok dan mangkuk yang berisi wasabi.

Aku menyendokkan sesendok wasabi dan mengarahkan nya pada lubang hidung Luhan.

Ku masukkan banyak-banyak wasabi kedalam hidungnya,ku colokkan jari ku kedalam lubang hidung nya agar wasabi tersebut benar-benar masuk kedalam hidung nya.

Aku tau,rasanya tidak enak.

Dia menjerit-jerit.

Wajah Luhan-ku kacau sekali.

Aku mengambil pisau yang tergeletak pada meja rias ibuku.

Bukan hal yang aneh lagi bukan jika rumah kami dipenuhi oleh benda-benda tajam?

Aku menarik telapak tangan nya,menciumi jari-jari nya yang indah dan halus.

Dengan perlahan,kupotong jari manis dan kelingking nya.

Dia menjerit.

Tangan nya penuh dengan darah. Ku ambil potongan jari nya,lalu ku dekatkan pada mulutnya.

Dia merapatkan bibirnya,kubuka dengan paksa. Ku masukan jari tersebut ke dalam mulutnya. Ku gesek-gesekan potongan jari nya yang penuh darah tersebut kedalam lidah nya hingga mulutnya penuh dengan darah.


Aku mengambil kotak besar diatas lemari kayu,aku tau isinya jarum dan benang jahit milik ibuku. Dia memang suka menjahit. Bodoh,kau pikir kau manusia?

Aku mengambil jarum yang sudah kukaitkan dengan benang jahit berwarna merah,lalu aku mendekati Luhan.

Mengecupi kelopak mata nya.

Lalu,ku tusukkan jarum yang ku pegang pada kelopak mata nya.

Ku jahit dengan perlahan hinggal kelopak mata sebelah kirinya tertutup.

Aku meraih pisau yang tergeletak di lantai,ku goreskan dengan kasar pada pergelangan tangan Luhan hingga menampakkan urat-urat nadi nya.

Ku tarik urat-urat nadi nya ke atas keluar dari dalam pergelangan tangan nya,lalu ku potong dengan pisau.

Aku mengambil sebuah kapak dari dalam lemari.

Ku arahkan kapak tersebut tepat pada kepala nya dengan keras hingga kepala nya terbelah menjadi dua. Menampakkan otak nya yangan terlihat sangat hangat.

Dia sudah tidak bergerak lagi.

Aku mendekati nya.

Tubuhnya kacau dan berlumuran darah,namun aku sama sekali tidak bernafsu atau lapar melihatnya.

Aku bahkan membunuhnya atas kemauan ku sendiri.

Sepenuhnya kehendaku.

Kau tau Luhan?

Cinta memang tidak harus selalu memilikki.

Walaupun kini roh mu berada di neraka,aku tetap mencintai mu.

Tidak ada yang bisa memisahkan kita.

Sekalipun itu adalah jarak dan waktu.

Kau menghianati ku Luhan.

Maaf,aku tidak bisa menahan sakit yang kurasakan.

Aku bukanah gadis yang kuat.

Salah,kau sangat salah.

Aku lemah Luhan,sangat lemah.

Tidak ada satu orang pun yang akan kuat jika dia dikhianati.

Tidak ada yang sanggup menahan luka.

Bahkan ketika burung Elang memakan hati nya setiap hari,Prometheus yang immortal tidak akan sanggup menahan luka.




---END---